Ternyata Ini Alasan Kisah Nabi Musa yang Paling Sering Ditulis dalam Al Quran
Ternyata Ini Alasan Kisah Nabi Musa yang Paling Sering Ditulis dalam Al Quran--sumber: Bincang Syariah
PALEMBANG, PALPRES.COM — Di dalam Al Quran selalu tertulis pesan-pesan ataupun kisah-kisah inspiratif yang mengharukan dari tokoh-tokoh Islam zaman dulu, salah satunya Nabi Musa yang namanya sering tertera di lembar-lembaran kitab umat Muslim tersebut.
Hari Jumat menjadi hari mulia yang datang setiap pekan yang bermakna bagi Kaum Muslimin sedunia dengan memuliakannya dengan zikir dan shalawat.
Pada ciri khas hari Jumat adalah terlihat para lelaki muslim berbondong menuju masjid di siang hari, lengkap dengan sunnah menyemprot wewangian dari rumah dan khidmat menyimak khutbah.
Selain itu, para perempuan juga dapat merayakannya dengan membaca surah Al Kahfi agar selalu diterangi cahaya dari Jumat satu ke Jumat depannya.
BACA JUGA:Kisah Keshalihan Nabi Ismail dan Ketangguhan Orang Tua dalam Mendidiknya
Jika kamu sering membaca surah itu, maka kamu tidak asing lagi dengan salah satu kisah paling fenomenal di dalam Al Kahfi?
Ya, kisah Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidr. Cerita itu penuh pesan dan sangat menginspirasi tentang kapal yang dilubangi, anak kecil yang tewas hingga reruntuhan bangunan yang diperbaiki meski masyarakat desa berlagak acuh kepada kedua nabi itu.
Di perjalanannya itu, Nabi Musa menerima banyak sekali ilmu yang berguna, sama seperti kita, pesannya selalu terasa setiap kali membacanya.
Namun sadarkah kita, kisah Nabi Musa ternyata memang telah sering tertulis di dalam baris-baris ayat Alquran.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Thalhah bin Ubaidillah, Teguh Berjuang di Jalan Allah hingga Akhir Hayatnya
Jika kita hitung dengan baik, nama Nabi Musa tertuang sejumlah 136 kali dalam Alquran, dan kisah-kisah tentangnya pun tergambarkan sebanyak 16 kali pula.
Lalu, pernahkah ada tanda tanya mengenai hal itu di kepala kita; apa hikmah ditulisnya kisah Nabi Musa yang lebih banyak daripada nabi-nabi yang lain? Ada istimewa apa dengan Nabi Musa?
Hal itulah yang dijelaskan dengan apik oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, terutama mengenai kisah Musa vs Fir'aun,
“Karena kedua tokoh ini berada pada kutub yang sangat kontradiktif. Fir'aun ada di puncak kebatilan karena dia tak mengimani kehadiran Allah dan risalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: