Citraland
Honda

Kisah Al-Dinawari, Cendekiawan Muslim Bapak Ilmu Botani

Kisah Al-Dinawari, Cendekiawan Muslim Bapak Ilmu Botani

Ilustrasi --surau.co/

BACA JUGA:Amal Ibadah Jadi Penentu Kehidupan di Akhirat, Ini Penjelasan KH Fikri Haikal MZ

Saat terjadinya Revolusi Pertanian Islam di era kekhalifahan, para insinyur muslim sukses meraih kemajuan yang begitu cemerlang bidang tumbuh-tumbuhan alias botani. 

Tidak sampai disitu, para ahli botani dan pertanian muslim di zaman itu juga sudah menguasai beragam pengetahuan lainnya, seperti ekologi, pertanian, pedologi, irigasi, serta pengetahuan penunjang pertanian lainnya. 

Berkat penguasaan pengetahuan itulah, Revolusi Hijau yang dikembangkan dunia Islam mencapai puncak kesuksesan. 

Al-Dinawari, merupakan salah satu insinyur muslim dibalik kesuksesan Revolusi Hijau tersebut (828-896 Masehi).  

BACA JUGA:Kisah Perjalanan Salman Al-Farisi Menemukan Cahaya Islam

Toufic Fahd (1996), dalam bukunya bertajuk Botany and Agriculture menobatkan dia sebagai pendiri botani di dunia Islam.

Sejatinya, Al-Dinawari layak disebutkan sebagai Bapak Botani.

Botani merupakan kajian saintifik untuk kehidupan tumbuhan. 

Al-Dinawari yang menulis kitab terkenal yakni al-Nabat, ia mampu menjelaskan sekitar 637 jenis tanaman. 

BACA JUGA:4 Cara supaya Tanaman Aglonema Tumbuh Subur dan Segar, Nomor 2 Anda Sering Lupa Mengerjakannya

Ia juga mengupas fase pertumbuhan tanaman, produksi bunga, dan buah. 

Dengan tidak hanya menguasai ilmu botani, tapi ilmu pengetahuan lainnya, maka ia disebut sebagai ilmuwan yang serba bisa. 

Itulah kemampuan para ilmuwan zaman dulu, yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa, karena mampu menguasai ilmu pengetahuan. 

Hal itu didasari pada sebuah kecintaan dan minat yag tinggi terhadap semua ilmu pengetahuan yang ditebarkan Allah SWT ke manusia di bumi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: