RDPS
Honda

Cerita Tari Payung Sumatera Selatan di Titik Nol Solo: Keberagaman 4 Etnis di Bumi Sriwijaya

Cerita Tari Payung Sumatera Selatan di Titik Nol Solo: Keberagaman 4 Etnis di Bumi Sriwijaya

Cerita Tari Payung Sumatera Selatan di Titik Nol Solo: Keberagaman 4 Etnis di Bumi Sriwijaya-Foto: Disbudpar Sumsel for Palpres.com-

SURAKARTA, PALPRES.COM – Tim Kesenian Sumatera Selatan binaan Disbudpar Sumsel menampilkan tari payung di Titik Nol Solo, Balaikota Surakarta, Jawa Tengah.

Di sana, Tim Kesenian ini langsung mendapat pendampingan dari Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Sumsel Cahyo Sulistyaningsih, S.Sos dengan didampingi Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Agung Saputro, S.S.

Tari Payung ini juga menjadi bagian dari partisipasi Disbudpar Sumsel dalam kegiatan Festival Payung Indonesia di Titik Nol Solo.

Lantas apa arti dan makna tari payung dari Sumatera Selatan ini?

BACA JUGA:10 Kampus Terbaik di Asia Tenggara yang Lulusannya Mudah Cari Kerja, UI Masuk Daftar?

Seperti yang diketahui, Tarian Payung berasal dari Sumatera Barat yang biasanya dijadikan pelengkap dalam sebuah drama.

Namun demikian, tari payung yang dibawa Disbudpar Sumsel sangat berbeda.

Tari Payung berjudul Harmoni Sriwijaya ini menceritakan keberagaman etnis yang ada di bumi Sriwijaya dan Indonesia pada umumnya.

4 etnis tersebut yakni Melayu, China, Arab dan India. Etnis ini tumbuh dan berkembang secara damai di bawah payung Sriwijaya.

BACA JUGA:6 Jurusan Sepi Peminat di Kampus UI, Peluang Makin Besar Saat Ujian Tahun Depan, Minat?

Hal itu merupakan perwujudan dari Bhineka Tungga Ika. Tidak dipungkiri setiap etnis pasti memiliki budaya tersendiri yang mereka jaga eksistensinya.

Namun ini tidak menjadi pemantik konflik dalam kehidupan bermasyarakat di Sumatera Selatan, justru keberagaman inilah yang memperindah Sumatera Selatan.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Sumsel Cahyo Sulistyaningsih, S.Sos menjelaskan, Festival Payung Indonesia ini dimanfaatkan Disbudpar Sumsel untuk mempromosikan nilai budaya yang ada di Sumatera Selatan.

“Festival Payung Indonesia ini kita jadikan sebuah media untuk mempromosikan nilai budaya melalui tarian. Sehingga harapan kita menjadi penyemangat untuk seluruh masyarakat agar dapat memelihara, memajukan dan mengenalkan kebudayaan daerah Sumatera Selatan,” harap Cahyo.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: