Honda

Filosofi Makanan Tradisional Kue Wajik, ternyata sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit

Filosofi Makanan Tradisional Kue Wajik, ternyata sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit

Filosofi dari makanan tradisional kue wajik--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Filosofi wajik kue tradisional yang sudah ada sejak zaman Majapahit, merupakan kue tradisional yang dibuat dari campuran beras ketan gula Jawa atau gula pasir yang ditambahkan dengan parutan dan santan kelapa. 

Setelah adonan sudah matang, maka olahan makanan ini akan dipotong-potong menjadi bentuk segi empat atau yang dikenal dengan nama wajik. 

Kue wajik masih menjadi salah satu kudapan ringan yang biasanya disuguhkan pada tamu-tamu yang berkunjung di hari raya idul fitri atau lebaran di daerah Jawa. 

Tahukah kamu bahwa wajik adalah salah satu kudapan yang sudah dikenal sejak era Kerajaan Majapahit, fakta tersebut tercatat dalam sebuah karya sastra berbahasa Jawa yang muncul pada era Kerajaan Majapahit ini yaitu kitab nawaruchi karya Empu Siwa Murti.

BACA JUGA:3 Jenis Makanan yang Dapat Memicu Penyakit Jantung, Nomor 2 Mie Instan 

Tekstur wajik cukup unik karena ketika terlihat seperti beras yang belum matang sempurna, tapi akan lunak dan mudah ketika digigit.

Wajik masih muda ditemukan dijual di pasar atau toko kue tradisional, biasanya wajik masih disuguhkan di berbagai acara penting orang-orang Jawa, yaitu pernikahan, Sadranan syukuran dijadikan buah tangan dan lain sebagainya.

Lalu seperti apa filosofi dan macam-macam kue wajik yang ada di berbagai daerah di Indonesia, yuk simak uraian lengkapnya.

Wajik adalah salah satu makanan tradisional yang jadi warisan leluhur sehingga penting bagi masyarakat untuk tetap melestarikan kudapan yang satu ini, tidaak Hanya jadi warisan leluhur yang bersejarah wajib juga punya filosofi tersendiri yang penting untuk diketahui generasi muda saat ini.

BACA JUGA:5 Manfaat Olahraga di Pagi Hari, bisa Tidur Lebih Nyenyak  

Wajik biasanya diberikan sebagai hantaran dalam upacara pernikahan, karena jadi lambang kelanggengan hubungan manusia, 

Wajik punya tekstur yang kenyal dan lengket, sehingga makanan ini diharapkan bisa jadi simbol pernikahan yang akan bertahan untuk waktu yang lama. 

Selain itu wajik juga jadi simbol kerukunan antar anggota masyarakat di suatu daerah, ketika disajikan dalam acara syukuran atau selamatan wajik yang lengket adalah perpaduan berbagai bahan-bahan yang diolah bersama menjadi satu perbedaan itu menyimbolkan berbagai elemen masyarakat yang berasal dari asal berbeda yang berbaur menjadi satu di suatu daerah. 

Kue wajik yang legit terbuat dari beras ketan dan gula Jawa atau gula merah yang membuat wajibnya jadi berwarna coklat mengkilat, selain coklat wajib juga ada yang berwarna hijau hingga merah muda yang warnanya bisa diperoleh dari daun suji dan pewarna makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: