Honda

Kampung Unik di Sulawesi Selatan, Warga Menolak Pakai Listrik, Seperti Hidup di Masa Lalu

Kampung Unik di Sulawesi Selatan, Warga Menolak Pakai Listrik, Seperti Hidup di Masa Lalu

Kampung unik di Sulawesi Selatan, warga menolak pakai listrik, seperti hidup di masa lalu.-sulsel.jadesta.com-

PALEMBANG, PALPRES.COM - Tidak semua daerah di Indonesia mengikuti perkembangan zaman.

Ada juga kampung yang anti kemajuan teknologi.

Contohnya kampung unik di Sulawesi Selatan ini.

Ketika kamu menginjak di kampung unik ini, susananya seperti kembali ke masa lalu.

BACA JUGA:30 Menit dari Kota Mataram, Kampung Unik di NTB, Dikenal Desa Sejuta Wisata Alam, Ini Lokasinya

Rumah-rumah warga tidak ada yang dialiri listrik. 

Tidak ada pula motor apalagi mobil berlalu lalang di jalanan kampung ini. 

Seluruh warganya lebih senang hidup secara alami. 

Mereka menolak modernisasi. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Kebumen, Warga Hanya Boleh Menikah dengan Tetangga, Mengapa?

Kampung unik ini merupakan desa terpencil. 

Berada di Desa Tana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. 

Kampung tersebut tersebut bernama Kampung Ammatoa

Warga di desa ini memilih hidup tanpa listrik karena ingin mempertahankan budaya dan adat istiadat leluhurnya. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Kebumen, Hanya Ada 3 Rumah, Suasananya Seperti di Swiss

Desa ini tidak bisa dimasuki kendaraan seperti mobil.

Akses jalannya tidak memadai. 

Keunikan lain dari Desa Ammatoa adalah berada di tanah tertua di dunia karena kepercayaan masyarakatnya. 

Desa ini menempati lahan seluas 331 hektare.

BACA JUGA:Kampung Terpencil di Kebumen, Warganya Hidup Makmur, Penghasilan Melampaui Gaji PNS, Kerjanya Apa?

Sekeliling kampung merupakan hutan belantara tanpa jalanan beraspal. 

Lokasinya berjarak 56 km dari Kota Bulukumba. 

Meski lokasinya terpencil, semua warga di kampung unik di Sulawesi Selatan ini hidup bahagia.

Kampung ini dihuni warga Suku Kajang, yang memang sangat menjujung tinggi adat istiadat leluhurnya. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Jawa Tengah, Semua Warganya Vegetarian, Pantang Makan Daging dan Nasi

Warna hitam sepertinya sudah menjadi simbol masyarakat kampung ini. 

Hitam bagi mereka merupakan filosofi hidup. 

Dari gelapnya rahim di kandungan ibu kembali ke gelapnya liang kubur saat meninggal. 

Warna hitam pula yang menjadi pakaian warga desa setiap harinya. 

Mulai dari sarung, baju hingga penutup kepala.

Budaya Ammatoa sangat kental dengan tradisi dan kepercayaan animisme. 

Mereka percaya semua benda dan makhluk hidup memiliki roh dan harus dihormati. 

Salah satu contoh unik dari budaya Ammatoa adalah tradisi pencucian rambut saat seseorang meninggal, yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan keluarga tertentu. 

Kampung Ammatoa dikelilingi oleh hutan tropis yang masih alami.

Hutan ini menjadi habitat dari berbagai macam flora dan fauna yang langka. 

Karena itu, desa ini juga menjadi tempat wisata yang menarik bagi para pencinta alam dan petualangan. 

Mengunjungi Desa Ammatoa akan memberikan pengalaman menarik untuk belajar tentang kearifan lokal masyarakat yang terus menjaga budaya dan adat-istiadatnya selama bertahun-tahun. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: