Honda

Cara Pandang untuk Mengubah Kondisi Insecure, Begini Kata Ade Rai

Cara Pandang untuk Mengubah Kondisi Insecure, Begini Kata Ade Rai

Ilustrasi --Freepik

JAKARTA, PALPRES.COM - Terkadang kita dalam menjalani hidup ini merasa insecure atau perasaan ragu, cemas, dan kurang percaya diri yang dapat mengganggu berbagai aspek hidup

Misalnya ketika umur sudah kepala 4 merasa belum meraih apa-apa.

Karena merasa belum meraih apa-apa, maka mengakibatkan kita merasa tidak bahagia. 

Binarawan Ade Rai melalui chanel Dunia Ade Rai di YouTube menjelaskan, bahwa kondisi itu terjadi, karena kita merasa kondisi yang terjadi di dunia ini tidak sesuai dengan harapan kita.

BACA JUGA:SP2D Keluar! 3 Bansos Kemensos Cair via Pos di Tanggal Ini, Tunggu Undangannya Ya

BACA JUGA:18,8 Juta KPM Berbahagia, Selain Dapat Bansos BPNT Juga Ada BLT Tambahan Cair November Ini

Sehingga ada kecenderungan kita sering menyalahkan hidup dan menyalahkan situasi yang ada. 

Tapi ingatlah suatu ungkapan yakni “change the way we look at thing and the things we look at will change”. 

Kalau diartikan ke dalam Bahasa Indonesia maka artinya adalah: “ubahlah cara kita memandang sesuatu, maka hal yang kita lihat pun akan berubah”. 

Maksud kalimat itu menurut Ade Rai adalah “cara pandang”. 

BACA JUGA:Kemensos Bagikan Modal Usaha Bagi Pemilik UMKM Mulai dari Rp5.000.000, Ini Syarat Dapatnya!

BACA JUGA:SIAP-SIAP! 3 BLT Cair di Kantor Pos Mulai Minggu Depan, Cek Daftar Penerimanya

Kenapa pentingnya cara pandang ini?

Karena bila kita lihat dari sisi badan kita, maka badan kita merupakan akumulasi daripada makanan yang kita konsumsi. 

Bila badan kita, kita masukkan alkohol maka kita akan jadi mabuk. 

Ketika kita mabuk, bisa marah-marah, bisa nangis, dan bisa ketawa-ketawa. 

BACA JUGA:Jika Memenuhi Syarat Ini, Masyarakat Miskin Bisa Dapat Bantuan Hingga Rp900.000, Segera Cek Kelayakan di Sini

BACA JUGA:Bansos BPNT Tahap 4 Alokasi 3 Bulan Rp600.000 dan BLT El Nino Cair Serentak di Kantor Pos, Cek Tanggalnya!

Hal itu terjadi karena kita dalam pengaruh alkohol. 

Makan pun sama, ketika kita makan apa saja tanpa ada pembatasan, maka akan terjadi toxicity.

Karena semua kita makan, gula masuk, dan lemak yang tidak baik masuk tubuh kita, dan akhirnya ada kecenderungan kita misalnya mudah tersinggung dll. 

Kondisi ini terjadi karena sesungguhnya kita dipengaruhi makanan yang kita makan tadi. 

BACA JUGA:Ada Kampung Janda Hingga Kampung Teletubbies, Inilah 10 Kampung Unik di Indonesia

BACA JUGA:6 Cara Cuci Muka yang Benar, Nomor 5 Jangan Pakai Benda Ini Ya

Untuk mengatasi hal itu kita bisa melakukan apa yang disebut dengan “happiness fasting” atau puasa kebahagiaan selama satu atau dua hari. 

Tujuannya adalah supaya kita tidak terpengaruh oleh apa yang kita masukkan ke dalam mulut kita. 

Hal itu terkait badan kita yang merupakan akumulasi dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

Sementara kepala kita adalah akumulasi dari data dan informasi yang kita kumpulkan melalui panca indera.  

BACA JUGA:Destinasi Wisata di Muba Ini, Solusi Liburan Akhir Tahun, Menawarkan Keindahan Alam yang Eksotis!

BACA JUGA:Masih Ingat Dengan Motor Klasik Keluaran Honda ini? Tenyata Masih Banyak Peminatnya, Ini Keistimewaannya

Kita melihat atau merasakan segala sesuatu melalui panca indera kita, akhirnya seperti makanan yang kita makan setiap hari. 

Bayangkan kita senang melihat sesuatu yang tragis, konflik, mentalitas versus atau  apa saja yang kita lihat. 

Otomatis dana dan informasi tersebut memberikan semacam polusi di kepala kita. 

Ketika terjadi polusi di kepala kita. 

BACA JUGA:Rekomendasi 6 Menu Tahun Baru Kumpul Keluarga dan Pacar, No 3 Populer Praktis dan Lezat

BACA JUGA:Nomor 2 Objek Wisatanya Paling Dicari Pengunjung, Inilah 7 Kecamatan Tersepi di Kabupaten Kudus

Kalau kita jadikan data itu sebagai identitas diri kita, misalnya ketika kita sering minum alkhohol, kita jadi marah-marah, dan kita penyebut kita sebagai pemarah. 

Padahal bukan sifat kita, tapi bisa disebabkan minuman kita konsumsi itu salah. 

Bila kita melihat profil atau penyebab kita mengalami penyakit pada tubuh kita, karena prilaku kita yang tidak membatasi makanan yang kita makanan, gerak badan yang kurang, dan gerak pikiran atau stres

Stres menjadi penyebab atau kontributor dari timbulnya penyakit dalam tubuh kita. 

BACA JUGA:Usir Kebosanan dengan Berenang di Air Terjun Umbul Songo

BACA JUGA:Antusias Masyarakat Ikuti Muba Fun Run, Gratis dan Bertabur Door Prize, Ini Hadiah-Hadiahnya

Hal itu menjadi isu mental illness dan akhirnya kita perlu healing, karena stres tadi. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: