Kisah Abu Musa Jabir bin Hayyan, Polymath Muslim Terkemuka di Abad Pertengahan
Ilustrasi --
Setiap huruf dalam alfabet Arab diberi nilai numerik, dan bergantung pada urutan hurufnya, nilai itu diterapkan pada “sifat” yang berbeda.
Walaupun metode keseimbangan, Jabirian memiliki aspek yang lebih aneh, korpus yang dikaitkan dengan Jābir mengandung banyak nilai dalam bidang teknologi kimia.
BACA JUGA:5 Jenis Batu Akik Keberuntungan yang Dipercaya Membawa Kesuksesan, Kamu Punya?
BACA JUGA:Bansos PKH Alokasi Oktober-Desember Bakal Cair Senin Besok, Ini Kategori Penerima Manfaat
Karya-karya Jabir juga beredar di barat pada abad pertengahan tersebut, meskipun hanya sebagian kecil.
Namun demikain, 70 buah buku Jabir telah diterjemahkan ke dalam Bahasa latin yang Liber de septuaginta oleh Gerard dari Cremona pada abad ke-12.
Dalam versi latin, namanya disebut sebagai Geber.
Pada masa itu ia membuat buku alkimia yang diberi judul “Summa Perfectionis Magisterii” atau dalam Bahasa Indonesia judulnya adalah “Jumlah Kesempurnaan atau Magisteri Sempurna”.
BACA JUGA:Kabar Bahagia! 3 BLT Cair Melalui Kantor Pos, Simak Daftar Nama Penerima Disini
BACA JUGA:Kilang Raksasa di Papua Barat Diresmikan, Jokowi Sebut Serap 70 Persen Tenaga Kerja Lokal
Buku tersebut merupakan salah satu buku alikimia paling terkenal saat itu. Jabir menambah deretan ilmuwan muslim yang ternama di abad pertengahan tersebut.
Kontribusinya di dunia ilmu pengetahuan tersebut memberikan warna tersendiri dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di dunia.
Penguasaannya tidak hanya satu disiplin ilmu, tapi banyak disiplin ilmu, menunjukkan kecerdasannya dan dapat menjadi inspirasi kaum muda muslim di seluruh dunia untuk menimbah ilmu sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan karya-karya yang terbaru dan bermanfaat bagi masyarakat. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: