29 Tahun Tragedi Bus Mahasiswa Unsri Diperingati, Para Alumni Kirimkan Doa dan Harapan
Ilustrasi -Wikipedia-
“Kejadian itu bukan hanya peristiwa duka, melainkan juga peringatan kepada Pemerintah dan pihak Kampus untuk memberikan perhatian dan perlindungan keselamatan mahasiswa,” ujar Patra yang juga alumni FH Unsri Angkatan 1993.
Kecelakaan tunggal yang menewaskan 6 orang mahasiswi itu, dinilai Patra sebagai buah dari bentuk perencanaan dan pemindahan kampus yang terkesan dipaksakan karena tanpa penyediaan infrastruktur transportasi yang aman.
“Doa terbaik kami panjatkan untuk arwah rekan-rekan mahasiswa yang menjadi korban tragedi 9 Desember.
Semoga arwah semua mahasiswa Unsri yang wafat ditempatkan disurga Allah yang Maha Pengasih,” ungkap Patra.
BACA JUGA:Giliran 3 Bansos Tambahan Cair Bertahap Dibulan Desember, Ini Daftar Penerimanya
Ditambahkan alumni FH Unsri yang lain, Mardini Rizkiani SH, peristiwa bus maut itu tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi para alumni FH Unsri Angkatan 1993.
Tapi seluruh civitas akademika FH Unsri, Universitas Sriwijaya, dan dunia pendidikan di Indonesia.
Untuk itu, setiap tahun para alumni FH Unsri Angkatan 1993 selalu menggelar doa dan yasinan bersama.
“Saat Covid lalu, kami yasinan via zoom yang diikuti alumni FH Unsri Angkatan 1993 dari berbagai kota di Indonesia,” papar Dini.
Sedangkan Ketua Ikatan Mahasiswa Hukum (IMH) Angkatan 1993, KM Nuruddin SH, menyoroti peristiwa bus maut 9 Desember 1994 sebagai dampak dari belum rapinya angkutan mahasiswa Unsri dari Kampus Bukit Besar Palembang ke Kampus Indralaya Ogan Ilir.
Pria yang kini merupakan Direktur Group Perbendaharaan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) di Jakarta ini, mengatakan bahwa saat itu harus diakui angkutan bus untuk mahasiswa Unsri masih sangat minim, baik dalam jumlah maupun keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: