Libatkan AS dan China, Pemerintah Bangun Pabrik Nikel Terbesar di Sulawesi Tenggara, Sokong 2 Juta Baterai EV
Ilustrasi pembangunan pabrik nikel terbesar di Sulawesi Tenggara yang libatkan AS dan China-pexels-
PALPRES.COM - Salah satu sudut Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara seolah menjadi permata bersinar yang tersembunyi.
Pasalnya, sedang dilakukannya pertambangan nikel dan pembangunan pabrik pengolahannya di Blok Pomalaa menjadi rebutan para investor.
Setidaknya, ada tiga pemain besar yang turut andil ingin mewujudkan megaproyek pembangunan nikel berteknologi HPAL, salah satunya adalah PT Vale Indonesia.
Sedangkan dua perusahaan besar lainnya juga turut terlibat menggarap megaproyek senilai Rp67,5 triliun ini adalah Zhejiang Huayou Cobalt Company dan Ford Motor Co.
BACA JUGA:8 Rekomendasi Kuliner Khas Maluku Utara, Ada Minuman Bangsawan Masa Kerajaan
BACA JUGA:7 Cara Memutihkan Area Lipatan yang Hitam, Kembali Cerah Hanya dalam 1 Minggu
Ketiga perusahaan besar tersebut berkolaborasi dalam merealisasikan pembangunan pabrik nikel yang diharapkan kedepannya mampu mengolah biji nikel mentah menjadi produk baterai EV.
Skema pabrik HPAL di Kolaka ini akan mengolah dan memurnikan bijih nikel mentah yang dieksplorasi dari Blok Pomalaa.
Seperti diketahui, Blok Pomalaa memiliki luas lahan konsesi sekitar 20.286 hektar.
Kedepannya, roda keberlanjutan operasional pabrik berteknologi HPAL ini berada di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia.
BACA JUGA:Freeport Indonesia Bangun Smelter Baru di Gresik, Serap 15.000 Tenaga Kerja, Anggarannya Segini
Apabila proses produksi smelter nikel sulfat ini selesai digarap, diproyeksikan setelahnya kolaborasi ketiga negara ini makin menguntungkan bagi ketiga pihak tersebut, terutama bagi perusahaan otpmotif Ford.
Ambisi Ford saat bekerja sama dalam megaproyek ini utamanya adalah untuk mendapatkan sokongan produksi 2 juta baterai EV dengan target realisasinya di tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: