Honda

5 Tips Saat Melakukan Debat, Nomor 4 Jangan Sampai Dilupakan Ya

5 Tips Saat Melakukan Debat, Nomor 4 Jangan Sampai Dilupakan Ya

Debat dilakukan lebih kepada mempertahankan pendapat terhadap gagasan dan ide yang diuji oleh orang lain--Freepik

JAKARTA, PALPRES.COM - Saat ini sedang ramai diperbincangkan, terkait debat Pemilihan Presiden (Piplres) yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Esensi sebuah debat adalah menyampaikan gagasan dan ide yang kemudian gagasan dan ide itu diperdebatkan dengan orang lain. 

Debat dilakukan lebih kepada mempertahankan pendapat terhadap gagasan dan ide yang diuji oleh orang lain. 

Setidaknya ada  5 tips saat melakukan debat. 

BACA JUGA:Desainer Asal Indonesia Ambil Bagian di BRICS+ Fashion Summit, Bahas Produksi Fashion Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Cinta Luar Biasa! Ini Lirik Lagu 'Love Me' Milik Justin Bieber

Kelima tips tersebut yakni:

1. Usahakan Jangan Emosi

Bila melakukan debat, usahakan jangan emosi.

Karena hal itu akan menyebabkan kita tidak fokus, dan kehilangan arah dari ide dan gagasan yang semestinya kita sampaikan dengan gamblang. 

BACA JUGA:Prediksi Astrologi 14 Desember 2023: Shio Tikus, Naga, dan Kuda Diselimuti Keberuntungan, Siap-siap Hoki Besar

BACA JUGA:4 Manfaat Licorice Kesehatan, Dapat Mencegah Penuaan Dini Pada Kulit Wajah

2. Jangan “Menyerang” Pribadi

Ketika melakukan debat, jangan “menyerang” pribadi lawan debat, karena itu juga akan menyebabkan kita jauh dari gagasan dan ide yang kita sampaikan. 

Selain itu akan menyebabkan urusan jadi panjang, karena bila lawan bicara merasa sakit hati, malah urusannya bisa sampai pengaduan ke polisi. 

Meski itu juga disayangkan, karena akan menjadi permasalahan yang baru. 

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Sumatera Selatan Kamis 14 Desember 2023: Sebagian WIlayah Diprediksi Berawan, Palembang?

BACA JUGA:Koleksi 5 Jenis Batu Akik Ini dan Rasakan Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh dan fikiran

3. Jangan Mengeluarkan Kata-kata Kasar 

Bila berdebat usahakan tidak mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan kata-kata kotor  yang menyinggung perasaan lawan debat. 

Tetaplah fokus memaparkan ide dan gagasan dan pertahankan ide dan gagasan tersebut, sehingga yang menyaksikan kita debat juga memahami apa yang kita sampaikan. 

4. Tampilkan Data Akurat

BACA JUGA:7 Tempat Makan Nasi Goreng Terenak di Palembang, Rasanya Mantap Harganya Cuma Rp15 Ribuan,Cek Disini Lokasinya

BACA JUGA:Ramalan Zodiak 2024! 5 Zodiak Ini Akan Berjaya dan Menggapai Kesuksesan, Buruan Cek Zodiakmu

Ketika kita bicara  harus disertai data yang  akurat dan dapat  dipertanggungjawabkan. 

Karena hal itu untuk mendukung dan memperkuat argumentasi yang kita sampaikan. Selain itu juga jangan salah dalam mengambil data, karena hal itu akan menjadi blunder atau kecerobohan, bagi kita. 

Bila salah data, maka akan menjadi kesempatan lawan debat untuk “menyerang” kita. 

Akibatnya kita akan kewalahan untuk “menangkis” hal itu. 

BACA JUGA:5 Salad Terbaik di ASEAN Versi TasteAtlas, Ada Dua dari Indonesia yang Rasanya Gurih Enak

BACA JUGA:6 Jenis Batu Akik Paling Diburu Karena Khasiatnya, Salah Satunya Membawa Keberuntungan, Kamu Punya yang Mana?

5. Tampil Tenang dan Elegan

Usahakan untuk tampil dengan tenang dan elegan.

Meskipun kita menghadapi lawan debat yang mengeluarkan suara menggelegar, dan berusaha mematahkan ide dan gagasan yang kita sampaikan. 

Bila kita tenang dan tampil elegan, maka akan dapat secara terstruktur “menangkis”  bahkan “menyerang” balik argumen yang disampaikan lawan debat kita.

BACA JUGA:Pesona Eksotis Aglonema Sumatra, Tanaman Hias Paling Dicari dengan Kombinasi Warna yang Mengagumkan

BACA JUGA:Bukan Sekadar Perhiasan, Batu Akik Ternyata Bermanfaat buat Kesehatan, Ini Penjelasannya

Seperti dikutip dari Wikipedia, debat merupaan kegiatan adu argumentasi yang tujuannya untuk mengutarakan pendapat yang berbeda dengan pendapat dari orang lain. 

Debat terjadi, karena perbedaan pendapat dari masing-masing pihak yang sangat meyakini opininya merupakan kebenaran yang nyata. 

Pada kenyatannya, debat terjadi secara alamiah pada kehidupan bermasyarakat kita. 

Ada beberapa isu yang biasanya jadi bahan untuk diperdebatkan antara lain isu tentang agama, negara, ekonomi, budaya, politik, dan hukum.

BACA JUGA:Simak! Ini Daftar 4 Bansos Cair di Tahun 2024, Masyarakat Miskin Siap-siap Terima Bantuan Hingga Rp3 Juta

BACA JUGA:Bikin Nagih Banget! Simak Yuk 5 Resep Asinan Khas Indonesia yang Seger dan Mantap

Ada beberapa jenis debat, yakni: 

1. Debat Parlemen

Debat parlemen ini adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan ataupun kelompok, untuk mendiskusikan dan menyimpilkan masalah dan perbedaan. 

Bila dilihat secara formal, maka debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen. Hal ini biasanya dilakukan pada negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. 

BACA JUGA:Wiwik Sumeks, Wanita Pertama Menuju Kursi Ketua PWI Sumsel Periode 2024-2029?

BACA JUGA:5 Makanan dan Minuman yang Bisa Menyebabkan Diare, Ternyata Buah Ini Wajib Dihindari

Debat dilakukan sesuai aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat terjadi melalui pungutan suara atau voting. 

Debat yang dilakukan secara formal lainnya yakni debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang biasanya dilakukan pada saat beberapa bulan sebelum pencoplosan.

2. Debat kompetitif

Debat kompetitif ini diartikan sebagai debat dalam bentuk permainan yang biasa dilaksanakan di tingkat sekolah dan universitas. 

BACA JUGA:Enak Banget! Cobain 3 Resep Ketoprak Kuliner Khas Indonesia yang Bikin Nagih

BACA JUGA:STOP NGARET! Inilah 12 Keuntungan Menjadi Orang yang Selalu Tepat Waktu

Debat jenis ini dilaksanakan sebagai pertandingan dengan aturan yang sangat jelas dan ketat sekali antara dua pihak, yang masing-masing pihak mendukung dan menentang sebuah pernyataan. 

Debat diikuti oleh satu atau beberapa orang juri, yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. 

Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan.

BACA JUGA:8 Fakta Unik Kelelawar, Nomor 5 Hewan Mamalia yang Bisa Terbang

BACA JUGA:Hadirkan 100 XL AXIS Service Point, XL Axiata Perluas Layanan Penggantian & Reaktivasi Kartu

Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.

Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui beberapa negara yakni World Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas. 

Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. 

3. Debat kompetitif di Indonesia

BACA JUGA:Bali dan Nusa Tenggara Didominasi Hujan Ringan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG, Kamis 14 Desember 2023

BACA JUGA:Selain Kebun Teh, Ini 4 Tempat Wisata Alam Populer di Pagaralam, Wajib Berkunjung Ketika Liburan Nataru

Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang, meski masih didominasi oleh kompetisi debat yang menggunakan bahasa Inggris. 

Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas yakni Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diadakan di tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh beberapa tim dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. 

Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama yakni Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Kedua kompetisi itu dilaksanakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.

Sejak tahun 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC.

Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT). *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: