Lumbung Emas di Bengkulu Jadi Rebutan Negara Asing, Belanda dan Australia Sudah Turun Gunung?
Ilustrasi lumbung emas di Bengkulu yang jadi rebutan negara asing-istock-
Akan tetapi, sejak Belanda hengkang dari Indonesia di tahun 1947, aktivitas pertambangan diambil alih oleh masyarakat setempat.
Kemudian, Australia mulai turun gunung setelah mengetahui bahwa lumbung emas di Bengkulu ditinggalkan oleh Belanda.
BACA JUGA:5 Kota Paling Seru untuk Merantau di Indonesia, Mahasiswa dan Pekerja Pasti Happy Tinggal di Sini
BACA JUGA:Stabil, Harga Emas Antam Hari 30 April di Palembang Masih Rp1.325.000 per Gram
Di tahun 1980, tambang emas di desa terpencil ini dikelola oleh PT Lusang Mining asal Australia.
Selanjutnya perusahaan asal negeri kangguru ini melakukan perluasan wilayah tambang.
Tak ayal, masyarakat sekitar mulai dilakukan transmigrasi paksa oleh perusahaan tersebut.
Ironisnya, tahun 1994 PT Lusang Mining ini bangkrut dan meninggalkan desa yang kini dikenal dengan sebutan Lebong Tandai ini.
BACA JUGA:8 Destinasi Wisata Favorit di OKI Sumsel yang jadi Surganya Para Pecinta Alam
Secara administratif, Desa Lebong Tanda masuk di wilayah Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.
Desa yang berjuluk Batavia kecil ini sekarang dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang berprofesi sebagai penambang emas.
Menariknya lagi, emas yang ada di puncak tugu Monas juga konon berasal dari Desa Lebong Tandai di Bengkulu ini.
Demikian informasi lumbung emas di Bengkulu jadi rebutan negara asing yang akhirnya turun gunung membangun perusahaan pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: