Honda

All Eyes on Rafah: Kamp Pengungsi Rafah Seperti Lautan Api, Israel Tetap Ngeles Walau Dunia Mengecam Keras

All Eyes on Rafah: Kamp Pengungsi Rafah Seperti Lautan Api, Israel Tetap Ngeles Walau Dunia Mengecam Keras

Slogan All Eyes on Rafah kini digaungkan hampir diseluruh penjuru dunia-tangkapan layar-Instagram

PALPRES.COM – Slogan All Eyes on Rafah kini digaungkan hampir diseluruh penjuru dunia.

Ya, serangan yang dilakukan militer Israel pada Minggu malam 26 Mei 2024 ke kamp pengungsi di Rafah telah menjadikan wilayah tersebut seperti lautan api.

Puluhan orang warga sipil tewas akibat serangan bom tersebut.

Ditambah lagi ratusan orang terluka dan kehilangan tempat bernaung. 

BACA JUGA:3 Negara Eropa Kini Akui Palestina, Total Ada 145 Negara

BACA JUGA:Tentara Israel Sibuk Bombardir Rafah, Warganya Serbu Masjid Al Aqsa

Wilayah yang dikatakan ‘aman’ bagi para pengungsi Palestina dibombardir dengan ratusan bom dan menyebabkan banyak korban jiwa. 

Militer Israel berdalih jika serangan tersebut menargetkan kelompok Hamas yang ada di Rafah.

Bahkan Israel mengklaim telah menewaskan dua orang petinggi Hamas dalam serangan tersebut.

Namun pada kenyataannya, dari foto dan video yang beredar justru tenda-tenda pengungsi di Rafah terbakar habis dan korban jiwa warga sipil berjatuhan.

BACA JUGA:Prancis Siap Akui Negara Palestina, Tapi Syaratnya Harus Ini

BACA JUGA:Zona Aman Hancur Terbakar dan Jatuh Korban Jiwa, Israel Tetap Bantah Serang Zona Pengungsi di Rafah

Sebagian dari korban tersebut adalah wanita, anak-anak dan juga orang tua lanjut usia. 

Palestina menyebutkan setidaknya 50 orang tewas dan 200 lebih terluka akibat serangan tersebut.

Tapi Israel bukannya sadar namun mereka kembali melakukan serangan pada Selasa 28 Mei 2024 waktu setempat.

Otoritas Gaza kembali melaporkan setidaknya 21 orang tewas akibat serangan tersebut. 

BACA JUGA:Nilainya Rp24 Kuadriliun, Megaproyek Kota NEOM Arab Saudi Berakhir Realistis, Progresnya?

BACA JUGA:Israel Kembali Bom Tenda Pengungsi di Rafah, Serangan Ketiga Dalam 48 Jam terakhir

Mirisnya lagi, gempuran ke Rafah dimulai militer Israel beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan serangan di Rafah.

Otoritas Israel justru menolak perintah tersebut dan menegaskan seragan yang mereka lakukan ke Rafah tidak beresiko mematikan bagi warga sipil Palestina yang berada di kamp pengungsian tersebut.

Kini kekhawatiran dunia internasional terhadap serangan yang dilakukan militer Israel selama tiga pekan terakhir berubah menjadi kemarahan.

Setelah militer Israel melakukan pengeboman sejak Minggu malam 26 Mei 2024 waktu setempat.

BACA JUGA:Tank Israel Masuki Pusat Kota Rafah, Hamas Berikan Perlawanan Sengit

BACA JUGA:NGELES LAGI! Bom Kamp Pengungsi, Israel Malah Salahkan Hamas

Slogan 'all eyes on rafah' merupakan seruan kepada masyarakat dunia untuk memperhatikan serangan yang dilakukan Israel terhadap Rafah di Gaza, Palestina.

Kalimat 'All Eyes on Rafah' digunakan di berbagai media sosial guna menarik perhatian masyarakat terhadap kekejaman yang terjadi di wilayah Rafah.

Sepertinya slogan 'All Eyes on Rafah' berasal dari komentar Rick Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia.

Yang mana pada bulan Februari lalu mengatakan "Semua mata tertuju pada Rafah" beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dibuatnya rencana evakuasi ke kota tersebut.

BACA JUGA:ISRAEL SEWOT! 3 Negara Eropa Ini Akhirnya Resmi Akui Negara Palestina

BACA JUGA:Otoritas Palestina Ingin Memerintah Diwilayah Gaza, Palestina SUDAH MERDEKA?

Rencana tersebut dibuat jelang serangan Israel yang direncanakan untuk melenyapkan apa yang diklaim Netanyahu sebagai benteng terakhir kelompok militan Hamas yang tersisa.

Kalimat all eyes on rafah ini dimaksudkan sebagai sebuah permintaan bagi para pengamat agar tidak berpaling dari apa yang terjadi di kota Rafah.

Dimana setidaknya 1,4 juta orang memilih berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran sengit di tempat lain di Gaza.

Terlebih lagi, saat ini militer Israel terus melanjutkan serangan mereka meskipun terdapat banyak penduduk sipil yang jatuh sebagai korban. 

BACA JUGA:Turki Murka!, Kecam Serangan Israel Ke Rafah, Erdogan samakan Netanyahu Dengan Pemimpin Nazi!

BACA JUGA:Kondisi Terkini Rafah Usai Serangan Brutal Israel ke Kamp Pengungsi, Seperti Neraka

Sementara itu, di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Aljazair tengah bersiap mengajukan draf resolusi menyerukan agar segera diakhirinya serangan-serangan di Rafah. 

Aljazair sudah meminta untuk pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB digelar pada Selasa 28 Mei 2024, setelah serangan Israel ke Rafah kembali terjadi.

Bahkan, Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, mengharapkan voting segera dilakukan untuk draf resolusi dari Aljazair tersebut.

Pasalnya, Rafah dan para pengungsi di sana tidak bisa menunggu lebih lama lagi 

BACA JUGA:Mesir Arahkan Artileri Berat ke Tentara Israel, PERANG DIAMBANG PINTU!

BACA JUGA:Dunia Mengecam Serangan Membabi buta Israel di Kamp Pengungsi Rafah, Banyak Kepala Negara ‘Marah’ dan Mengutuk

"Sudah saatnya dewan ini (PBB) mengambil tindakan. Ini merupakan masalah hidup dan mati, ini adalah masalah darurat," ucap Duta Besar Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere, sesaat sebelum rapat Dewan Keamanan PBB digelar.

Sementara itu, terkait draf resolusi terbaru yang diajukan Aljazair, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan "Kami menunggu untuk melihatnya dan kemudian kami akan bereaksi".

Kecaman keras keluar dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Ia meminta dunia Islam bersatu untuk Rafah dan menyebut Israel sebagai bahaya nyata untuk semua pihak. 

BACA JUGA:MAKIN PANAS! Pecah Bentrok antara Tentara Mesir dan Israel di Rafah Palestina

BACA JUGA:Ngeri! Israel Bombardir Kamp Pengungsi di Rafah, Korban Sipil Berjatuhan, Netanyahu Bilang Kesalahan Tragis

Seolah-olah rezim Zionis tersebut kebal terhadap hukum internasional. Bahkan PBB tidak bisa melindungi stafnya sendiri atas bahaya Israel.

"Israel bukan hanya ancaman bagi Gaza tetapi bagi seluruh umat manusia," kata Erdogan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: