Honda

Survei IDEAS-GREAT Edunesia, Banyak Daerah Defisit Daging Kurban

Survei IDEAS-GREAT Edunesia, Banyak Daerah Defisit Daging Kurban

Potensi kurban terdistribusi amat tidak merata. Akibatnya, kesenjangan yang lebar terjadi antara daerah metropolitan utama Jawa dengan wilayah lainnya-GREAT Edunesia-

BOGOR, PALPRES.COM - Banyak daerah defisit daging kurban.

Solusinya,  pembagian harus sampai ke Pelosok

Demikian salah satu yang diidentifikasi oleh Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS-GREAT Edunesia).

Dalam siaran pers hasil riest IDEAS-GREAT Edunesia, disebutkan terkait besarnya potensi daging yang bisa dihasilkan dalam pelaksanaan ibadah kurban berpeluang untuk memperbaiki tingkat gizi dan kesehatan masyarakat, terutama kelompok termiskin. 

BACA JUGA:Inilah Calon Lawan Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ada Jepang dan Korsel

BACA JUGA:Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Tindaklanjut Laporan di Aplikasi ‘Banpol’ Polda Sumsel Capai 99,6 Persen

Tapi, potensi kurban terdistribusi amat tidak merata.

Akibatnya, kesenjangan yang lebar terjadi antara daerah metropolitan utama Jawa dengan wilayah lainnya.

Beberapa daerah ternyata konsumsi dagingnya sangat rendah, bahkan ada yang sampai mendekati nol.

Sementara, jumlah orang termiskin (mustahik) yang besar. 

BACA JUGA:Khasiat Utama Siwak, Sangat Cocok Buat Kebersihan Gigi Kamu

BACA JUGA:Konon Batu Akik Ini Bisa Menajamkan Mata Batin, yuk Kroscek Khasiat Lainnya

Oleh karenanya, daerah-daerah itu dijadikan prioritas dalam melakukan intervensi gizi protein hewani melalui kurban.

Daerah-daerah tersebut didominasi daerah luar Jawa, yang daerah tertinggal dan terisolasi.

Seperti Kabupaten Majene, Seram Bagian Barat, dan Hulu Sungai Selatan.

Demikian dijelaskan oleh Peneliti IDEAS, Haryo Mojopahit, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 11 Juni 2024.  

BACA JUGA:6 Toko Furniture Terlengkap di Kota Palembang, Dipastikan Sangat Lengkap Siap Sambut Lebaran

BACA JUGA:Batu Akik Pirus Sangat Disukai Oleh Raja Kesultanan Turki Ottoman, Ternyata Ini Khasiatnya

Dijelaskan Haryo, beberaoa daerah di Jawa masuk ke dalam kategori daerah prioritas intervensi gizi melalui kurban ini.

Seperti Kabupaten Ngawi, Pandeglang, dan Lebak. 

Sementara daerah-daerah tersebut, dekat dengan kota-kota besar. 

Dari simulasi IDEAS, lanjut Haryo, ditemukan bahwa daerah dengan potensi surplus kurban terbesar didominasi daerah metropolitan di Pulau Jawa.

BACA JUGA:Ini loh Manfaat Batu Akik Sulaiman, Baca Dulu Baru Dibeli

BACA JUGA:Toko Souvenir Paling Terbaik di Palembang, Banyak Pilihan untuk Para Tamu Undangan Nikahan

Seperti Jakarta (9.905 ton) serta Bandung Raya yaitu Bandung, Cimahi dan Sumedang (6.355 ton). 

Selain itu, daerah lainnya yang surplus kurban terbesar antara lain Sleman dan Bantul (4.975 ton), Bogor, Depok, dan Sukabumi (2.381 ton), Surabaya dan Sidoarjo (1.952 ton), Tangerang Selatan dan Kota Tangerang (1.699 ton) dan Bekasi (1.012 ton).

Sementara wilayah dengan potensi defisit kurban terbesar didominasi daerah pedesaan Jawa, IDEAS mengelompokannya berdasarkan kedekatan secara geografisnya.

Wilayah tersebut yaitu pertama Grobogan, Blora, Pati, Jepara, dan Demak (-2,623 ton).

BACA JUGA:Resmi! Berikut Ini Daftar Formasi Rekrutmen CPNS Kemenkumham Tahun 2024 Mulai Lulusan SMA, SMK, D3, S1, dan S2

BACA JUGA:Telkomsel dan Crunchyroll Permudah Akses Konten Anime Favorit, Segini Harga Paketnya

Kedua kawasan utara Jawa Timur, yakni Kab. Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep (-2.484 ton).

Ketiga, kawasan timur Jawa Timur yaitu Kab. Jember, Bondowoso, Probolinggo, dan Pasuruan (-1.964 ton).

Keempat kawasan utara Jawa Tengah yaitu Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Pekalongan (-1.958 ton).

Kelima Jombang, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Mojokerto, dan Kota Kediri (-1.849 ton).

BACA JUGA:Jadi Hadiah Ulang Tahun Terindah Suha, Jadi Perwakilan SMA Negeri Plus 2 Masuk Grandfinal Sang Juara

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Main Gaple Bareng ASN dan Wartawan, Ramaikan Pertandingan Gaple Diskominfo

Keenam Tangerang, Pandeglang, dan Lebak (-1.764 ton).

Ketujuh Kab. Banyumas dan Kebumen (-519 ton).

Kedelapan wilayah Selatan Jawa Barat yaitu Cianjur (-590 ton). 

Kesembilan kawasan utara Jawa Barat yaitu Karawang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon (-94 ton). 

BACA JUGA:JANJI MANIS! Dukun Pengganda Uang di Lempuing Ditangkap Polisi

BACA JUGA:Asyik Mancing di Sungai Lematang, Bocah 12 Tahun Tenggelam

“Kemiskinan Jawa yang sangat masif menuntut kemampuan identifikasi mustahik yang sempurna bagi pengelola hewan kurban. 

Sedangkan, kemiskinan luar Jawa menuntut kemampuan membuka akses keterpencilan dan keterisolasian yang kuat,” tutur Haryo.

Dikatakan Haryo, pengelolaan kurban Indonesia masih terkendala terdesentralisasi di ribuan panitia kurban lokal temporer yang tersebar di seluruh negeri.

Pengelolaan kurban masih berbasis masjid, musholla, pesantren, hingga lembaga pendidikan dan perusahaan. 

BACA JUGA:Kondisi Terkini Adrian Ugelvik, Bek Timnas Filipina yang Dilarikan ke RS Usai Tabrakan dengan Ernando Ari

BACA JUGA:Maksimalkan Potensi Kopi Sumsel, PJ Gubenur Siap Bersaing Dengan Kopi Korea Selatan

Tidak meratanya potensi kurban ini, kata Haryo, mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah yang akut di Indonesia. 

Sehingga guna melajukan intervensi daging bagi kelompok termiskin, menurut  Haryo, dibutuhkan reformasi berupa kolaborasi kegiatan kurban. 

Program distribusi hewan kurban dari daerah surplus ke daerah minus, lanjut Haryo, sangat tepat dan penting.

Dalam rangka  penyaluran kurban yang tepat sasaran dan signifikan, dengan tujuan pemerataan dan peningkatan kesejahteraan si miskin.

BACA JUGA:Ini 7 Tanda Rumah Sedang Terkena Sihir atau Santet

BACA JUGA:Pakai Feeling, Syifa dan Jerry Lolos Grand Final Sang Juara 2024, Wakili SMK Negeri 3 Palembang

Masih menurut Haryo, mengacu studi kasus program tebar hewan kurban dari LAZ Dompet Dhuafa (THK-DD) bahwa meningkatkan kemanfaatan kurban secara signifikan dapat dilakukan dengan rekayasa sosial.

 “Pada 2023, dari ribuan titik distribusi program THK-DD, kami temukan daerah distribusi secara umum adalah daerah dengan rerata konsumsi daging yang sangat rendah, bahkan mendekati nol,” ungkap Haryo.

Haryo mencontohkan di Jawa, daerah distribusi kurban program THK-DD seperti di Ngawi, rerata konsumsi daging 0,01 kg/kapita/tahun, Kab. Magelang (0,18 kg/kapita/tahun), dan Pandeglang (0,06 kg/kapita/tahun). 

Sedangkan di luar Jawa, lanjut Haryo, daerah distribusi program THK-DD seperti di Seram Bagian Barat dengan rerata konsumsi daging hanya 0,01 kg/kapita/tahun, Kubu Raya (0,08 kg/kapita/tahun), Sigi (0.16 kg/kapita/tahun), dan Halmahera Utara (0.11 kg/kapita/tahun).

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Ajak PT Ayo Media Network Bantu Publikasikan Potensi Pariwisata Sejarah Sumsel Ke Mancanegara

BACA JUGA:Hp Flagship Pertama Infinix GT Ultra Resmi Hadir di Indonesia, Intip Spesifikasi dan Harganya

Sehingga, lanjut Haryo, program Tebar Hewan Kurban sangat tepat, dan efektif dalam meningkatkan konsumsi daging mustahik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: