Honda

Baku Tembak Sengit 3 Jam Kontra Hizbullah, 6 Tentara Israel Ini Tewas

Baku Tembak Sengit 3 Jam Kontra Hizbullah, 6 Tentara Israel Ini Tewas

6 tentara Israel tewas setelah terlibat baku tembak selama tiga jam melawan Militan Hizbullah di Beirut, Lebanon, Rabu kemarin.-Tangkapan Layar X @noatishby-

Sersan. Shalev Itzhak Sagron (21) dari Sderot

BACA JUGA:Sepanjang Akhir Pekan, Hizbullah Serang Pusat Kota dan Pangkalan Militer Israel, Belasan Warga Terluka

BACA JUGA:Terus Kobarkan Perang Lawan Israel, Ini Kata Pemimpin Baru Hizbullah Naim Qassem

Sersan. Yoav Daniel (19) dari Nahariya.

Menhan Israel pastikan perang berlanjut

Tewasnya enam prajurit dari Batalyon 51 Brigade Golani, menjadi hari terberat dalam operasi militer Israel, yang dimulai pada akhir September melawan Hizbullah.

Menurut penyelidikan awal IDF, 6 tentara tersebut tewas dalam baku tembak dengan setidaknya empat anggota Hizbullah di dalam sebuah bangunan di sebuah desa di Lebanon selatan.

BACA JUGA:Hizbullah Tunjuk Naim Qassem Gantikan Nasrallah, Langsung Jadi Target Israel

BACA JUGA:Menlu AS Datang, Hizbullah 'Hujani' Kota-kota di Israel dengan Roket

Sementara itu, Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel saat bertemu dengan pasukan pada Rabu malam, menegaskan bahwa perang akan berlanjut dengan kecepatan penuh.

Israel Katz dalam laman media sosial X, menuliskan bahwa Israel tak akan melepaskan diri dan akan terus menyerang Hizbullah di Beirut dan seluruh Lebanon sampai tujuan perang tercapai.


Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel saat bertemu dengan pasukan pada Rabu malam, menegaskan bahwa perang akan berlanjut dengan kecepatan penuh.-Tangkapan Layar X @ElNecio_Cuba-

Invasi darat Israel ke Lebanon 

Diketahui, invasi darat Israel ke Lebanon bertujuan agar 63.000 warga Israel yang mengungsi dari wilayah utara negara itu untuk kembali ke rumah mereka.

BACA JUGA:Israel Klaim Bunuh Pemimpin Utama Hizbullah Hashem Safieddine, Cek Faktanya

BACA JUGA:200 Roket Ditembakkan Hizbullah, Sasar Belasan Target di Israel

Perundingan gencatan senjata, yang dimediasi oleh AS, terus berlanjut, namun para ahli memperkirakan kesepakatan tidak akan tercapai sampai Donald Trump secara resmi menjadi presiden pada bulan Januari.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: