Asma binti Yazid, Shahabiyah yang Minta Pahala Setara Jihad, Begini Kisahnya!
Asma binti Yazid, Shahabiyah yang Minta Pahala Setara Jihad, Begini Kisahnya!--sumber: Alif.ID
BACA JUGA:Dihyah Al Kalbi, Sahabat Nabi yang Wajahnya Dipinjam Malaikat Jibril
Hal ini diceritakan dalam buku ‘39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam’ karya Dr. Bassam Muhammad Hamami.
Asma binti Yazid seorang sahabiyah dari suku Anshar. Beliaulah muslimah pertama di dunia yang menjadi orator bagi suara para perempuan di hadapan Rasulullah.
Beliau menyampaikan hasil diskusi dari para sahabat perempuannya, yaitu mengenai tanggung jawab mereka ketika suaminya berpartisipasi dalam jihad. Para istri di rumah menjaga rumah dan anak-anak mereka.
Maka, mereka bertanya apakah pekerjaan yang mereka lakukan akan mendapatkan pahala yang setara dengan pahala bagi laki-laki yang sedang berjihad?
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Ali bin Abi Thalib, Sang Gerbang Pengetahuan
Hal yang menarik adalah Rasulullah tidak mengabaikan atau mengecam tuntutan dari para sahabiyah tersebut.
Sebaliknya, beliau justru memuji dan mengakui aspirasi perempuan yang menunjukkan pemahaman yang mendalam mereka tentang agama Islam.
Seperti itulah kebijaksanaan dari para sahabat perempuan di zaman nabi. Mereka tidak menuntut untuk melakukan pekerjaan yang sama persis dengan laki-laki.
Mereka menyadari bahwa setiap ciptaan Allah memiliki ‘spesifikasi’ atau kodrat yang berbeda satu sama lain yang semua itu berfungsi untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Utsman bin Affan, Penyempurna Pengumpulan Al-qur’an dalam Satu Mushaf
Semestinya, tidak ada masalah jika Allah memberikan perbedaan ‘kemampuan bawaan’ kepada perempuan, karena itu tidak membuat mereka ketinggalan dibandingkan laki-laki.
Sejarah mencatat banyak sahabat perempuan yang juga mampu mengembangkan potensi mereka, baik di dalam maupun di luar rumah, dengan cara yang sesuai dengan kehendak Allah.
Ddari kisah ini, kita dapat belajar mengenai makna kebahagiaan bagi perempuan dari para shahabiyah yang telah terjamin masuk surga.
Kisah mereka mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan sejati bisa diraih dengan cara yang baik dalam menghantarkan diri pada kemuliaan kehidupan di kehidupan dunia maupun akhirat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
