Honda

Orasi Penolakan Perluasan RS AK Gani dan Lift Jembatan Ampera ‘Jika Ada yang Rusak BKB-Ku, Lawanlah!’

Orasi Penolakan Perluasan RS AK Gani dan Lift Jembatan Ampera ‘Jika Ada yang Rusak BKB-Ku, Lawanlah!’

Mahasiswa yang tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa Penyelamat BKB dan Jembatan Ampera melaksanakan aksi penolakan perluasan RS AK Gani dan pemasangan lift jembatan Ampera.-Foto: Istimewa-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Aksi penolakan penolakan perluasan RS AK Gani dan pemasangan lift Jembatan Ampera hingga kini masih berlangsung.

Mahasiswa yang tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa Penyelamat BKB dan Jembatan Ampera melaksanakan aksi tolak tersebut.

Aksi ini dilakukan baik RS AK Gani maupun pemasangan lift jembatan Ampera bakal merusak Cagar Budaya maupun Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Menariknya, aksi penolakan tersebut disertai dengan berbagai orasi dan pembacaan puisi.

BACA JUGA:Isu Perluasan RS AK Gani dan Lift Jembatan Ampera Mengemuka, Sejarawan Ini Bikin Puisi Menggetarkan Hati

Seperti orasi yang disampaikan Dedi IM Santun, orasi tersebut dia beri judul 'Jika Ada yang Rusak BKB-Ku, Lawanlah!'

Berikut isi lengkap isi orasi dari Dedi IM Santun:

Di tepian Musi. Aku Sultan Muhammad Bahauddin. Wujudkan keinginan Kakekku, Sultan Mahmud Badaruddin I Jayowikramo.

Bangunkan Kraton Kuto Besak. Untuk kebanggaan masyarakatku Palembang. Sekaligus persiapan melawan penjajah.

BACA JUGA:Giliran Mahasiswa Tolak Pemasangan Lift Jembatan Ampera, Tuntutannya Menohok Sekali!

Awalnya, 1792 ini kediaman keluarga kami. Dengan dinding tembok setebal 1,99 meter. Setinggi 9,99 meter. Pada masa ku nyaman dan aman mensejahterakan rakyatku dari sini.

Bersanding dengan Masjid Agung dan Kraton Kuto Kecik ciptaan Ayahku.

Benar dugaanku. Di masa anakku Sultan Mahmud Badaruddin II. Belanda petantang petenteng ingin kuasai Palembang. Anakku Sultan Mahmud Badaruddin II lawan mereka.

Dari Kraton Kuto Besak yang kokoh. Perlawanan sengit nan heroik. Syair Perang Menteng dibakarkan ke rakyatnya. Kemenangan gemilang dari Kraton Kuto Besak diperoleh. 1819 Belanda dipukul hingga Batavia.

BACA JUGA:Lift Jembatan Ampera Mulai Dipasang, Desember Uji Coba, Ubah 1 Lubang Paku Rusak Landmark Palembang

Dua tahun selanjutnya, Belanda ingin kuasai Palembang lagi. Perang memuncak selama tiga bulan Mei-Juli 1821.

Baluarti di kraton Kuto Besak banyak tenggelamkan kapal musuh. Belanda kewalahan dan terancam kalah lagi.

Hanya karena taktik licik musuh yang tak menyerang di hari minggu kebaktian mereka. Anakku Sultan Mahmud Badaruddin II menganggap Jum’at di hari kami shalat berjama’ah serta adanya penghianatan tak siap hingga dipaksa kalah.

Ia diasingkan dari rakyatnya 14 Juli 1821 ke Ternate hingga wafatnya 1852. Kesultanan Palembang memang runtuh setelahnya.

BACA JUGA:Perbedaan Lowongan Kerja di Luar Negeri dan Konoha, Info Loker Bangijal TV Bikin Ngakak

Namun Aku, Sultan Muhammad Bahauddin dari alam kuburku tetap tersenyum. Karena kratonku, Kraton Kuto Besakku tetap berdiri megah memberi rasa bangga akan kebesaran dan waris kesultanan kami.

Namun di alam merdeka, Senyumku sedikit kecut. Sebab kratonku sudah berubah nama Benteng Kuto Besak.

Dikuasai bukan rakyatku. Tetapi para tentara penjaga rumah sakit.

Tiba-tiba diakhir ini senyumku tambah masam. Kudengar cerita Rumah Sakit itu akan dibangun empat lantai. Kratonku akan rusak.

BACA JUGA:Libur Nataru 2023, Panjang Jalan Tol di Indonesia Bertambah 105 Km

Tolonglah aku. Lawan mereka yang ingin merusak warisku yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2004. Lawan, lawan, dan lawanlah. Hingga Kraton Kuto Besakku dapat dimiliki oleh rakyatku Palembang sepenuhnya.

Selain orasi, ada juga pembacaan puisi berjudul Berjuang UntuK BKB yang ditulis Kemas A.R.Panji, Kamis 1 Desember 2022.

Wahai Anak Negeri Yang Ada di kota ini

Kabarnya ada Sudut BKB akan Direnovasi

BACA JUGA:Pemasangan Lift Jembatan Ampera Merusak Landmark Kota Palembang

Dikhawatirkan akan merusak CB  dengan alasan ini

Apakah kalian hanya diam dan sudah mengerti

Ayo gerakan kakimu, meski langkah tertati-tati

Ayo gerakan tangannu, sebagai tanda bakti

BACA JUGA:Libur Nataru 2023, Panjang Jalan Tol di Indonesia Bertambah 105 Km

Berbuatlah  semampumu meski suara kita tak didengar

Sampaikan kebenaran itu meski terdengar samar

Kadang lisan tak mampu untuk berkata-kata

Maka ikut dan hadir adalah Perjuangan Kita

BACA JUGA:Jalan Tol di Sumatera Utara Siap Sambut Libur Nataru 2023

Kadang Kuasa pun tak mampu untuk mencegah

Maka kita Jangan hanya diam, dan terlena

BKB adalah warisan Leluhur yang perlu dijaga

Bukan Milik pribadi atau Warisan Orangtua

BACA JUGA:Objek Vital Nasional Butuh Dukungan Warga, Demi Keberlangsungan Perekonomian Nasional

BKB adalah kebanggaan kita Semua

Mari Kita Jaga, Jangan sampai hilang Sejarah Kita

Seperti diketahui, aksi penolakan ini berlangsung hari ini, 1 Desember 2022 sekitar pukul 15.00 WIB.

Aksi penolakan pemasangan lift jembatan Ampera ini berlangsung dengan cara pawai aksi damai.

BACA JUGA:Rista Meraih Pundi Rupiah dari Hobi Yang Ditekuni, Hasil Lukisan Henna Mengagumkan

Ada beberapa lokasi yang menjadi titik dalam menyampaikan aspirasi seperti Lawang Borotan, kemudian dilanjutkan di depan BKB, Rumah Sakit AK Gani dan Monpera.

Di beberapa tempat tersebut, massa akan melaksanakan orasi, baca puisi, pernyataan sikap, doa bersama dan membentangkan spanduk sambil berjalan.

Koordinator 1 Aliansi Mahasiswa Penyelamat BKB dan JA M Fadlurrohman Shubhi menjelaskan, aksi damai dilakukan sebagai upaya untuk menolak pemasangan lif Jembatan Ampera.

Menurutnya, pemasangan lift di Jembatan Ampera ini hanya memiliki satu kajian dari kajian teknis, tanpa melibatkan kajian sejarah, arkeologis dan sosial budaya.

BACA JUGA:Lebih Berbahaya Dari Rokok, 3 Jenis Makanan Ini Bisa Memicu Kanker!

“Selain itu pemasangan lif akan merusak Objek Diduga Cagar Budaya,” tegasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menolak perluasan dan pembangunan RS AK Gandi di kawasan Benteng Kuto Besak yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM09/PW.007/MKP/2004.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: