Honda

Masih Lestari Hingga Kini, 10 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Elok dan Penuh Makna

Masih Lestari Hingga Kini, 10 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Elok dan Penuh Makna

Tari Tradisional Sumatera Selatan-kolase-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Banyak ragam jenis tarian tradisional Sumatera Selatan yang sangat indah.

Jenis tari yang ada di Sumatera Selatan juga sangat beragam, mulai dari tari klasik dan tari kreasi.

Tarian tradisional Sumatera Selatan menjadi simbol kebudayaan di Bumi Sriwijaya. 

Tarian tradisional tersebut biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau memeriahkan acara resmi seperti pernikahan, ritual ataupun tradisi lainnya.   

Cukup banyak tari tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan.

Nah ini dia beberapa tari tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan:

BACA JUGA:Penuh Kemewahan! Ini 6 Pakaian Adat Sumatera Selatan, Pancarkan Aura Bagai Raja dan Ratu

1. Tari Gending Sriwijaya Gending Sriwijaya

Tarian ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira, dan bahagia menyambut tamu kehormatan. 

Penari terdiri atas sembilan putri yang berbusana adat aesan gede, selendang mantri, pak sang kong, dodot, dan tanggai. 

Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya. 

Tari Gending Sriwijaya diiringi musik yang terdiri atas penyanyi dan alat musik gamelan dan gong. 

Penari paling depan membawa tapak sebagai sekapur sirih yang akan dipersembahkan kepada tamu kehormatan diiringi dua penari yang membawa pridon yang terbuat dari kuningan.

Tari Gending Sriwijaya diciptakan pada tahun 1943. 

Tarian ini untuk mengingatkan para pemuda bahwa nenek moyang mereka adalah bangsa yang besar. 

Bangsa yang menghormati persahabatan dan persaudaraan antar manusia.

BACA JUGA:Penuh Keelokan, Ini 5 Tarian Tradisional Indonesia yang Unik dan Penuh Makna

2. Tari Tanggai

Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. 

Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga. 

Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. 

Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.

BACA JUGA:Elok Nian, 12 Tarian Adat Tradisional Jambi ini Mampu Buat Kamu Terpukau

3. Tari Setabik

Tari Setabik merupakan tarian tradisional masyarakat Musi Banyuasin. 

Bianya tari ini digelar untuk menyambut tamu-tamu penting yang berkunjung ke daerah itu. 

Tarian ini juga dipertunjukkan dalam upacara-upacara perkawinan.

 

4. Tari Selendang

Tari Selendang adalah sebuah tarian pergaulan muda-mudi yang biasa ditampilkan pada perayaan-perayaan atau pesta-pesta adat di Provinsi Sumatra Selatan.

BACA JUGA:7 Tarian Tradisional Sumatera Selatan, Wong Kito Galo Wajib Tau!

5. Tari Longgok Musi atau Kipas

Tari Longgok Musi adalah tari daerah Sumatera Selatan yang berlatarbelakang dari alunan dan riak-riak gelombang Sungai Musi. 

Dan properti yang digunakan untuk menampilkan tarian ini adalah kipas. 

Kipas ini melambangkan perdamaian dan kesejukan.

BACA JUGA:4 Fakta Menarik Ikan Belida Maskot Kota Palembang yang Terancam Punah

6. Tari Erai - Erai  

Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di Lematang. 

Daerah asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat. 

Tari Erai-Erai merupakan tari yang mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi. 

Disebut tari Erai-Erai karena Erai-Erai artinya serai serumpun yang melambangkan meski bercerai-berai namun tetap satu ikatan. 

Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa Instrumen musik akustik seperti biola dn akordion mulai merubah wilayah kabupaten Lahat, sebelumnya diiringi instrumen musik gambus/perkusi saja. 

Busana yang dipakai penari dalam membawakan tari Erai-Erai yaitu Baju Kurung Panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris penunjang.  

BACA JUGA:Venesia dari Timur, Berikut 5 Fakta Menarik Kota Palembang yang Pasti Cindo Nian

7. Tari Melati Karangan

Tarian ini menggambarkan tentang keagungan para gadis dan ibu-ibu daerah Palembang. 

Para penari menggunakan busana khas Palembang. 

Para gadis mengenakan lenggak dan subang, sedangkan para ibu mengenakan baju kurung dengan selendang.

 

8. Tari Sambut Silampari 

Tari Sambut Silampari berkembang di era tahun 50-an, masyarakat yang akan mengadakan suatu hajatan, konon tetua-tetua kampung yang memiliki kekuatan supranatural akan memanggil peri dari kayangan turun ke bumi menghibur masyarakat di acara hajatan tersebut. 

Setelah selesai menari peri-peri tersebut akan kembali ke kayangan dengan sendirinya. Seiring dengan perkembangan zaman. 

Tari Sambut Silampari dijadikan sebagai tari penyambutan bagi tamu-tamu agung datang ke Kota Lubuk Linggau.  

BACA JUGA:'Idak Kala Lemak' Ini 6 Jenis Pempek Palembang Selain Lenjer dan Kapal Selam, Rasonyo Mantap Nian

9. Tari Madik / Nindai

Tari Madik / Nindai adalah tarian khas Sumatera Selatan yang menggambarkan proses pemilihan calon menantu. 

Di Sumatera Selatan terdapat kebiasaan dimana orang tua pria akan berkunjung ke rumah calon menantunya untuk melihat dan menilai (Madik dan Nindai) kepribadian sehari-hari calon menantu tersebut.

 

10. Tari Bacande

Tari Becande menggambarkan canda ceria muda-mudi masyarakat Melayu.

Suasana Islami sangat terasa pada tarian ini. 

Garis batas tetap dipertahankan, tidak ada kontak fisik antara penari wanita dan penari lelaki. 

Tarian ini menggunakan kostum yang serba tertutup. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: