Honda

Mengisahkan Konflik Manusia dengan AI, Film ‘The Creator’ Tayang di Bioskop Mulai Besok

Mengisahkan Konflik Manusia dengan AI, Film ‘The Creator’ Tayang di Bioskop Mulai Besok

Mengisahkan Konflik Manusia dengan AI, Film ‘The Creator’ Tayang di Bioskop Mulai Besok-palpres.com-

JAKARTA,PALPRES.COM- 20th Century Studios, New Regency, dan Entertainment One menghadirkan film sci-fi terbaru ‘The Creator’ di penghujung bulan September ini.

Disutradarai oleh Gareth Edwards yang juga menyutradarai ‘Star Wars: ROGUE ONE, ‘The Creator’ dibintangi oleh John David Washington, Gemma Chan, Ken Watanabe, Sturgill Simpson, Madeleine Yuna Voyles, dan Allison Janney. 

Artificial Intelligence (AI) dan potensinya yang dapat menjadi manfaat atau bahaya bagi umat manusia, telah menjadi salah satu topik yang paling hangat diperdebatkan saat ini, merupakan pusat cerita dari “The Creator”, yang mengambil latar belakang di masa depan dengan AI yang sudah mendominasi dunia.

The Creator dimulai setelah terjadinya sebuah bencana dahsyat, dimana Los Angeles dihancurkan oleh AI.

BACA JUGA:Hampir Terlupakan, Kisah Kelam Kepulauan Banda, Terlihat Jelas Dalam Film Dokumenter Ini

Pemerintahan di negara-negara Barat merespons dengan pelarangan total terhadap AI, sementara negara-negara di Timur terus mengembangkan teknologi tersebut sampai pada titik di mana robot telah menjadi mirip manusia, dan dianggap setara.

Hal ini memicu perang antara Barat dan Timur, Amerika melawan Asia – yang menjadi latar belakang kisah “The Creator”. 

Cerita semakin rumit ketika, Joshua (Washington), mantan agen pasukan khusus yang masih berduka atas kepergian istrinya (Chan), direkrut untuk memburu dan membunuh The Creator, arsitek AI canggih yang telah mengembangkan misterius.

Senjata yang telah diciptakan tersebut dikatakan memiliki kekuatan untuk mengakhiri perang dan umat manusia itu sendiri.

BACA JUGA:Cuplikan Terbaru dari Film The Marvels, Tayang di Bioskop November Mendatang

Joshua dan tim operasi elitnya melakukan perjalanan melintasi garis musuh, ke wilayah yang diduduki AI, hanya untuk menemukan senjata akhir dunia yang diperintahkan untuk dia hancurkan adalah AI dalam bentuk seorang anak kecil (Voyles).

Sutradara/co-writer Gareth Edwards menyatakan, Penentuan waktu peluncuran film ini sungguh istimewa. 

“Walaupun kami telah mengembangkan film ini selama bertahun-tahun, film ini dirilis pada saat yang sangat menarik. Dunia kita sedang dihadapkan dengan berbagai isu dan pertanyaan yang ingin kami bahas melalui film ini—seperti makna menjadi manusia, apakah AI bisa memiliki kesadaran, dan perbedaan etika antara AI dan manusia. Menurut saya, eksplorasi pertanyaan-pertanyaan ini adalah kontribusi terpenting yang dapat diberikan oleh fiksi ilmiah,”ungkap Gareth.

Selain itu, pembuat film juga memproduksi film ini dengan cara yang unik. 

BACA JUGA:7 Fakta Menarik Film Boneka Si Unyil, ternyata Menggambarkan Keberagaman di Indonesia

Alih-alih merancang filmnya terlebih dahulu, mereka mengadopsi pendekatan yang tidak biasa dengan melakukan pengambilan gambar film terlebih dahulu tanpa latar belakang, dan pekerjaan desain produksi baru dilakukan selama pascaproduksi.

Edwards menerapkan metode "reverse engineering" ini pada film pertamanya, "Monsters," yang menurutnya merupakan pendekatan yang jauh lebih efisien.

Untuk mewujudkan visi sang sutradara ke layar lebar, tim produksi melakukan perjalanan ke 80 lokasi berbeda di delapan negara berbeda, termasuk Thailand, Vietnam, Kamboja, Nepal, Jepang, Indonesia, Inggris (di luar Pinewood Studios London), dan AS (di Los Angeles). 

Hal ini dilakukan agar lokasi cerita yang dipilih yaitu, Asia di masa depan tetap memiliki sisi autentik dari negara-negara di Asia yang beragam. 

BACA JUGA:4 Kampus yang Dijadikan Lokasi Syuting Film, Coba Tebak Kampus Mana Aja?

“Gareth bertekad untuk merangkul talenta lokal (baik pemain maupun kru) semaksimal mungkin,”ungkap Produser Jim Spencer. 

Beberapa elemen dari Indonesia pun terlihat jelas dalam The Creator. 

Seperti beberapa lagu dari band rock tahun 70-an asal Indonesia Golden Wing yang dapat terdengar dalam film ini. 

Lagu-lagu yang berjudul “Kasih Suci”, “Hanny”, dan “Hari Yang Mulia” ini menemani penonton untuk semakin masuk ke dalam petualangan para AI dan manusia dalam memperjuangkan eksistensi mereka. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: