Honda

Kampung Unik di Langkat Sumatera Utara, Warga Terapkan Prinsip Sosialis, Sedih Senang Selalu Bersama

Kampung Unik di Langkat Sumatera Utara, Warga Terapkan Prinsip Sosialis, Sedih Senang Selalu Bersama

Ibu-ibu menyiapkan makanan untuk warga. Kampung unik di Langkat Sumatera Utara, warga terapkan prinsip sosialis, sedih senang selalu bersama.-YouTube/@Abah Safwan Channel-

PALEMBANG, PALPRES.COMSumatera Utara ternyata menyimpan keunikan yang bisa menarik minat dan membuat penasaran siapa saja. 

Di provinsi ini terdapat kampung unik yang dikenal dengan sebutan kampung Kasih Sayang. 

Warganya menerapkan prinsip sosialis, sedih senang selalu bersama.

Keberagaman suku dan budaya di Indonesia selalu memberikan keunikan dan kekhasan tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di luar wilayah tersebut. 

BACA JUGA:Kampung Unik di Sumatera Utara, Warganya Lebih Fasih Bahasa Sunda Ketimbang Bahasa Batak

Salah satunya adalah kampung dengan nama yang unik yang terletak di Sumatera Utara.

Kampung ini berdiri pada tahun 2012 dengan jumlah penduduk 1.500 jiwa. 

Penduduknya berasal dari berbagai suku, seperti Jawa, Karo, Batak serta Padang. 

Meski berasal dari berbagai suku, semangat gotong royong di kampung ini sangat kuat. 

BACA JUGA:Ada Kampung Kuno di Sumatera Selatan yang Dikutuk Jadi Goa, Harus Ketuk 3 Kali Sebelum Masuk ke Sana

Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada di tempat tinggalnya untuk kesejahteraan bersama.   

Kampung ini bernama Kampung Matfa atau yang populer dikenal dengan sebutan Kampung Kasih Sayang.

Kampung ini berada di Dusun III Darat Hulu, Desa Telaga Said, Kecamatan Sei Lepam, Sumatera Utara. 

Tadinya kampung ini bernama Kampung Darussalam.

BACA JUGA:100 Km dari Denpasar, Kampung Unik di Bali, Penduduknya Bisu Tuli, Akibat Kutukan?

Namun kemudian dijuluki Kampung Kasih Sayang. 

Masyarakat yang tinggal di kampung ini secara gotong royong memenuhi kebutuhannya secara mandiri. 

Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada di tempat tinggalnya.

Hasilnya lalu diserahkan ke Baitul Mal atau kas kampung, yang kemudian akan digunakan untuk kesejahteraan warganya.   

BACA JUGA:Kampung Unik di Jawa Barat, Warganya Berusia Seabad Lebih, Ternyata Sering Makan Ikan Ini

Kampung Matfa dipimpin oleh seorang tuan guru, bernama YM Tuan Imam. 

Dia melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Tuan ku Guru Ali Nas’ud Bin Abdullah, dengan gelar Al Mukarom Habib Maulana Ayidusyech KH Ali Mas’ud Al Banjari, Al Rasululli, yang berhasil mengembangkan berbagai sektor untuk menghidupi ribuan warga kampung tersebut.

Sektor yang dikembangkan di kampung itu antara lain pertanian, peternakan, perikanan, dan eksplorasi minyak mentah.

Keunikan lainnya yang bisa kamu temui di kampung ini adalah makanan yang dikonsumsi oleh warganya sama.

Para kaum ibu bertugas memasak makanan untuk seluruh warga kampung, yang dilakukan di dapur umum.

Para juru masak ini dibagi menjadi tiga shift, yaitu pagi, siang dan sore. 

Masakan yang telah matang kemudian dibagikan kepada setiap perwakilan keluarga, yang datang mengambil makanan ke dapur umum.

Kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing. 

Sayur dan lauk pauk yang dimasak merupakan hasil pertanian yang dikelola oleh masyarakat kampung Matfa.

Kampung Mafta menerapkan manajemen kebersamaan. 

Hal itu berdasarkan kesepakatan seluruh warga yang ada di kampung itu. 

Peran agama sangat kuat dalam membantu menerapkan sistem manajemen kebersamaan.

Penduduk kampung Matfa mayoritas beragaam Islam, yang sangat menekankan kebersamaan dan persatuan. 

Rasa susah dan senang ditanggung bersama.

Untuk masuk ke desa ini terdapat pintu utama yang berdekatan dengan masjid. 

Di depan masjid ada Baitul Mal, sebagai wadah untuk menyimpan pendapatan warga setempat. 

Di kampung ini warga tinggal di barak, dengan ukuran yang sama. 

Warga kampung ini mencukupi kebutuhannya secara mandiri.

Lahan seluas kurang lebih 20 hektare dimanfaatkan untuk dijadikan sebgaai lahan pertanian, kolam ikan, peternakan ayam, serta usaha lainnya. 

Di kampung ini juga terdapat sekolah serta layanan kesehatan gratis, yang bisa dinikmati oleh seluruh penduduk desa tersbut. * 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: