Honda

Mengungkap Makna Nyadran: Tradisi Mendoakan Leluhur dan Memperkokoh Kebersamaan Jelang Ramadan

Mengungkap Makna Nyadran: Tradisi Mendoakan Leluhur dan Memperkokoh Kebersamaan Jelang Ramadan

Mengungkap Makna Nyadran: Tradisi Mendoakan Leluhur dan Memperkokoh Kebersamaan Jelang Ramadan--menpan.go.id/

PALPRES.COM - Di tengah suasana menyambut bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa memperkaya keterikatan spiritual mereka melalui tradisi Nyadran

Nyadran adalah sebuah ritual kuno yang mendoakan leluhur yang telah tiada, bukan hanya sekadar upacara keagamaan, tetapi juga sebuah momen untuk memperkokoh kebersamaan dan gotong royong di antara warga.

Tradisi Nyadran dilaksanakan pada bulan Sya'ban menurut kalender Hijriyah atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa.

Sehingga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk berkumpul di sekitar makam leluhur. 

BACA JUGA:6 Resep Takjil Buka Puasa, Bisa Jadi Ide Jualan Saat Ramadan, Buatnya Mudah Untungnya Besar

BACA JUGA:Pastikan Stok Beras Aman Jelang Ramadan 2024, Ini yang Dilakukan Tim Satgas Pangan Polda Sumsel

Dalam kegiatan tersebut, mereka akan membersihkan makam dari kotoran dan rerumputan, mengadakan prosesi kirab dengan keindahan seni budaya Jawa, serta berdoa bersama untuk menghormati roh leluhur.

Nyadran, sebuah tradisi yang kaya akan makna dan seni budaya, tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. 

Berakar dari bahasa Sanskerta "Sraddha" yang berarti keyakinan, Nyadran merupakan suatu bentuk budaya mendoakan leluhur yang telah tiada, berkembang dari proses akulturasi antara budaya Jawa dan Islam.

Menurut Yanu Endar Prasetyo, seorang ahli budaya, Nyadran bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap nenek moyang. 

BACA JUGA:5 Keutamaan Khatam Al Quran di Bulan Ramadan, Nomor 4 Mendapatkan Kemuliaan yang Luar Biasa

BACA JUGA:7 Tempat Makan di Palembang yang Cocok untuk Bukber Ramadan,Lokasinya Mudah Dijangkau Menunya Menggugah Selera

"Nyadran adalah wujud nyata dari semangat gotong royong dan keakraban antarsesama. Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya berdoa untuk leluhur, tetapi juga menjalin hubungan yang erat di antara sesama," ujarnya Yanu Endar Prasetyo yang dikutip palpres.com dari laman kebudayaan.jogjakota.go.id.

Di samping itu, Nyadran juga menandai persiapan spiritual masyarakat Jawa menjelang Ramadan. 

Dengan memperdalam koneksi dengan leluhur dan masyarakat sekitar, mereka memasuki bulan Ramadan dengan hati yang tenang dan penuh kebersyukuran.

Tradisi Nyadran, dengan segala maknanya, turut menunjukkan kekayaan budaya dan spiritualitas yang masih lestari di tengah arus modernisasi. 

BACA JUGA:Selain Berpuasa, Inilah 6 Amalan yang Dianjurkan di Bulan Ramadan

BACA JUGA:Jelang Ramadan 2024, Inilah 9 Jenis Kurma Paling Favorit di Indonesia, Serupa Tapi Tak Sama

Di saat teknologi mengglobalisasi nilai-nilai, Nyadran tetap menjadi tonggak kearifan lokal yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa.

Adapun rangkaian kegiatan Nyadran meliputi diantaranya:

1. Besik

Membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan, dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat dan antar keluarga.

BACA JUGA:Tiket Masuknya Gratis! Ini 7 Tempat Wisata di Lampung yang Cocok Dikunjungi Saat Ngabuburit Selama Ramadan

BACA JUGA:2 Resep Masakan Sederhana untuk Puasa Ramadan yang Rasanya Lezat, Ini Dia Cara Buatnya Mudah

2. Kirab

Arak-arakan peserta Nyadran menuju tempat upacara adat dilangsungkan, menampilkan keindahan seni budaya Jawa.

3. Ujub

Penyampaian maksud dari serangkaian upacara adat Nyadran oleh Pemangku Adat, menggambarkan makna dan tujuan ritual tersebut.

BACA JUGA:Bukan Sebuah Kebetulan, Ini Dia Pesan Tersembunyi di Balik Mimpi Makan Es Buah Saat Bulan Ramadan 2024

BACA JUGA:Paling Jadi Favorit Warga Indonesia, Ini 8 Makanan Khas Ramadan 2024, Wajib Ada di Rumah!

4. Doa

Pemimpin upacara memimpin doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang telah tiada, menghormati mereka dengan penuh keikhlasan.

5. Kembul Bujono dan Tasyukuran

Masyarakat berkumpul untuk makan bersama, membawa makanan tradisional yang kemudian didoakan untuk mendapatkan berkah. 

Setelah itu, terjadi pertukaran makanan antar keluarga untuk menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban.

Tradisi Nyadran tidak hanya merupakan ziarah ke makam leluhur, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya seperti gotong royong, silaturahmi, dan saling berbagi. 

Berbagai kegiatan seni budaya khas daerah turut menjadi bagian integral dari Nyadran, menambah kekayaan dan keindahan acara tersebut. 

Nyadran juga menjadi bagian dari persiapan menjelang bulan Ramadan, menandai hubungan erat antara tradisi lokal dengan agama Islam.

Dengan demikian, Nyadran tidak hanya sebuah ritual keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan, kearifan lokal, dan keindahan seni budaya Jawa yang masih lestari di tengah perubahan zaman.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: