Honda

7 Jenis Kain Tradisional Palembang Punya Harga Fantastis Bahkan Pernah Dipakai Para Raja Sriwijaya

7 Jenis Kain Tradisional Palembang Punya Harga Fantastis Bahkan Pernah Dipakai Para Raja Sriwijaya

7 Jenis Kain Tradisional Palembang, Punya Harga Fantastis Bahkan Pernah di Pakai Para Raja Sriwijaya-Binus University-

PALPRES.COM – Ternyata kain tradisional khas Palembang Tak hanya kain Songket lho guys.

Ada beberapa jenis kain asli Palembang yang mungkin belum banyak orang tau.

Tak kalah dari kain Songket, kain khas Palembang lainnya juga sangat indah dan punya ciri khas sendiri yang membuatnya beda dari jenis kain kota lain.

Nah berikut 7 jenis kain tradisional khas Palembang yang Wajib kamu punya:

BACA JUGA:Jadi Pakaian Para Bangsawan Kerajaan Sriwijaya, Inilah 6 Motif dan Teknik Pembuatan Kain Songket Palembang

BACA JUGA:4 Kain Tradisional Palembang Ini Populer hingga Mancanegara, Wong Kito Wajib Tahu!

1. Kain Tenun Tajung

Kain Tenun Tajung merupakan warisan budaya yang kini telah meluas penggunaannya dari keluarga kerajaan hingga masyarakat umum dalam berbagai upacara adat Palembang, seperti pernikahan dan syukuran keluarga. 

Dengan ciri khas warna cerah dan motif yang beragam, seperti garis-garis, kotak-kotak, dan pola limar, kain ini sering kali dibandingkan dengan kain songket. 

Proses pembuatannya memerlukan kesabaran dan ketelitian, mulai dari pewarnaan, pengeringan, hingga penyusunan motif yang bisa memakan waktu hingga satu bulan

Satu motif membutuhkan sekitar 3.600 helai benang sutra atau katun, sedangkan penenunan kain berukuran 2 meter dapat memakan waktu 1-3 hari. 

Meskipun harganya cukup tinggi, mulai dari Rp 275 ribu per meter, keindahan dan nilai budaya yang terkandung dalam kain Tenun Tajung membuatnya sangat dihargai oleh masyarakat Palembang.

BACA JUGA:4 Rekomendasi Oleh-oleh Terkenal Khas Medan, Dari Makanan Hingga Kain Tradisional Wajib Dibawa Pulang

BACA JUGA:Tak Hanya Pempek, Ini Lezatnya 5 Hidangan Lebaran Khas Palembang, Sekali Cicip Langsung Ketagihan!

2. Kain Palepai 

Palepai adalah jenis kain tradisional yang digunakan sebagai hiasan pada meja makan.

Kain ini biasanya terbuat dari bahan sutra atau kapas dengan berbagai motif yang indah.

Palepai memiliki nilai simbolis dalam budaya Palembang, melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan dalam hidup.

 

3. Kain Semage

Motif Semage yang terkenal sebagai penutup dalam upacara pemakaman, memancarkan keanggunan dalam kesederhanaannya. 

Kain ini, biasanya berukuran dua hingga tiga meter, dikenal karena ciri khasnya yang lembut dan tahan lama. 

Motifnya sering kali terdiri dari pola-pola sederhana yang menenangkan, seringkali dalam warna-warna yang netral. 

Fungsinya yang khas sebagai penutup jenazah memberikan makna simbolis yang dalam, memfasilitasi prosesi penghormatan terakhir dengan kesopanan dan kelembutan.

Selain itu, kain Semage juga memainkan peran penting dalam ritual mandi jenazah sebelum pemakaman. 

Meskipun informasi tentang kain ini mungkin terbatas, popularitasnya tetap tinggi di kalangan mereka yang menghargai tradisi dan kesopanan dalam upacara pemakaman.

BACA JUGA:Hanya Berjarak 177 KM dari Palembang, Kunjungi 5 Wisata Alternatif Libur Lebaran, Ada Air Terjun Tertinggi

BACA JUGA:Pempek Lenggang, Makanan Khas Palembang yang Jadi Kuliner Favorit Untuk Buka Puasa

4. Bungo Pacik

Bungo Pacik merupakan kain tradisional yang digunakan sebagai selendang oleh perempuan Palembang. 

Kain ini memiliki corak bunga yang khas dengan warna-warna cerah. 

Bungo Pacik sering kali dianggap sebagai aksesori yang memperindah busana tradisional Palembang.

 

5. Tenun Blongsong

Masih dari jenis kain yang dikerjakan dengan cara ditenun, ada kain tenun blongsong. 

Berbeda dari kain tanjung, blongsong biasanya digunakan oleh kaum perempuan. 

Motifnya umumnya memiliki warna-warna yang terbilang agak pucat dan kalem. 

Sehingga jarang kita temui sarung ini berwarna mencolok. 

Untuk proses pembuatannya tidak jauh berbeda dengan kain tenun tajung. 

Hanya saja, dalam kain blongsong ini, biasanya akan ditenun dengan tambahan benang emas. 

Kisaran harga yang harus disediakan jika ingin memiliki kain tenun ini adalah sekitar Rp250.000-Rp1.000.000. 

Tergantung kualitas kain dan kerumitan dalam proses pengerjaannya.

BACA JUGA:Nggak Kalah Enak dari Tenggiri, Ini 7 Jenis Ikan untuk Membuat Pempek Palembang, Lebih Murah dan Mudah Didapat

BACA JUGA:Wong Palembang Harus Tau, Seberapa Berbahaya Cuko Pempek untuk Kesehatan?

6. Pelangi Jumputan

Selanjutnya ada kain pelangi jumputan. 

Kain khas Palembang dibuat dengan cara mengikat kain atau menjumput. 

Kemudian, diwarnai dengan beragam warna menarik. 

Sehingga warnanya sedikit mencolok. 

Akan tetapi masih terlihat indah dan membuat anggun siapapun yang memakainya. 

Kain pelangi jumputan biasanya dijual dalam satu set melipuit bawahan, atasan, dan selendang dengan tema dan corak yang sama. 

Untuk bahan dasar dari kain khas Palembang ini biasanya menggunakan bahan sutera. 

Kain ini memiliki beberapa jenis. 

Tujuh diantaranya adalah kain pelangi bintang lima, bintik lima, kembang janur, cuncung, bintik sembilan, bintik tujuh, dan bintik-bintik. Kain Pelangi Jumputan dijual dengan harga Rp200.000-Rp500.000. 

Sangat sesuai jika disandingkan dengan keindahan yang dimilikinya.

 

7. Songket

Terakhir adalah kain songket. 

Kain ini sangat populer tidak hanya di Palembang, tapi di seluruh penjuru Indonesia. 

Kain songket khas Palembang dibuat dengan menggunakan benang katun atau sutera yang ditenun dengan hiasan benang emas. 

Warna yang paling sering digunakan dalam kain songket Palembang adalah warna merah dan emas. 

Pembuatan kain songket memakan waktu yang lama membuat harganya jauh mahal jika dibandingkan dengan kedua jenis kain khas Palembang sebelumnya. 

Kain songket khas Palembang memiliki banyak jenis tergantung dari motif yang digunakan. 

Kisaran harganya tergantung dengan bahanya biasanya semakin rumit semakin mahal. 

Bisa dimulai dari harga Rp1.500.000 sampai dengan jutaan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: