Sumber lain menyebutkan, kondisi Prof Azyumardi dari semalam masih koma.
Baru saja dikonfirmasi oleh Yoshi Iskandar, Kabid Sosbud KBRI dengan berkomunikasi melalui Staf KBRI yang standby di RS Serdang, Selangor. Prof Azyumardi wafat pukul 12.30 waktu Malaysia.
Diwartakan sebelumnya, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra pada Jumat, 16 Septenber 2022, mengalami batuk-batuk di atas pesawat yang ditumpanginya menuju Malaysia.
Azyumardi segera dilarikan ke rumah sakit saat tiba di bandar udara di Kuala Lumpur, Malaysia.
BACA JUGA:Dewan Pers Apresiasi Pejabat Publik yang Mendukung Profesionalisme Pers
Hingga Sabtu siang, Azyumardi Azra masih dalam perawatan di rumah sakit tersebut.
Dalam keterangan pers Dewan Pers, menjelaskan, Prof Azyumardi Azra memang sedang melakukan kunjungan ke Malaysia.
Terjadi gangguan kesehatan saat Prof Azyumardi Azra hendak mendarat di Bandara Kuala Lumpur.
Dari catatan website Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra, yang lebih akrab dipanggil Prof Azra, terpilih sebagai anggota Dewan Pers 2022 – 2025 dari unsur tokoh masyarakat.
BACA JUGA:Terkait Peristiwa Kemanusiaan, Dewan Pers Himbau Ini
Ia kemudian didapuk menjadi Ketua Dewan Pers pada periode ini.
Karir pendidikan tingginya ia awali di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982.
Setelah memperoleh beasiswa Fullbright, Prof Azra meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988.
Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989.
BACA JUGA: Ketua SMSI Sumsel Minta Bersih-bersih Sungai Jangan Sekedar Seremonial
Pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries."