"Awalnya masuk rumah sakit sakit tipes dan sembuh, tapi setelah beberapa hari di rawat anak saya ini mengeluh sakit perut, dan setelah dilakukan pemeriksaan anak saya dinyatakan mengalami usus buntu dan harus dilakukan tindakan," paparnya.
Kemudian pada 6 Februari 2023 dilakukan tindakan operasi usus buntu dan setelahnya dilakukan perawatan hingga pada 10 Februari 2023 dinyatakan boleh pulang dengan diberikan obat parasetamol dan anti biotik.
"Tapi bukannya sembuh, anak saya sampai di rumah kondisinya mengeluarkan cairan dari jahitan operasi tersebut. Namun saat itu kami hanya membersihkannya dengan kasa dan betadine tapi lama kelamaan air yang keluar itu berbau busuk," bebernya.
Karena lama kelaamaan cairan tersebut keluar banyak, hingga membuat ia dan istrinya cemas dengan kondisi anak ketiganya itu. Kemudian ia membawa anaknya kembali ke RSUD Bari Palembang pada 16 Februari 2023.
BACA JUGA:Jangan Kaget! Beli Kendaraan Baru Tak Lagi Dapat BPKB, Ini Gantinya
"Kami bawa kembali ke rumah sakit anak kami itu, namun katanya akan di lakukan tindak operasi yang kedua (operasi ulang,red). Tapi setelah dilakukan operasi kedua cairan tetap keluar hingga pada 24 Februari dilakukan operasi ketiga kalinya," aku dia.
Lanjut dia mengatakan, dari tiga kali operasi yang dilakukan tidak ada hasil, sehingga dokter yang melakukan operasi anaknya hingga tiga kali berinisial B memberikan opsi melakukan operasi ulang atau memotong usus anak tersebut.
"Saya kesal, saat diberikan dua opsi tersebut. Kenapa tidak dari awal saja usus anak saya di potong kembali biar aman. Namun ketiga saya meminta opsi tersebut, doktor pun mengatakan di RSUD Bari tidak ada dokter bedah anak, dan akhirinya di rujuk ke Hermina Palembang," paparnya.
Ia pun menuturkan kesal atas peristiwa ini. "Harusnya jika mau dirujuk dari awal ke RS tipe A. Bukan malam dari RS tipe B ke RS tipe C. Memang kami ini memakai KIS. Namun kami meminta bantuan atas kesehatan anak kami," cetusnya.
BACA JUGA:Zainudin Amali Mundur, 3 Politisi Golkar Calon Kuat Menpora
Namun setelah dilakukan perawatan di RS Hermina selama lima hari, pada Selasa (7/3) sektiar pukul 21.30 WIB, anaknya di pindahkan RSMH Palembang.
“Kondisi anak saya masih lemah dan mengunakan infus, hingga langsung di pindahkan ke RSMH untuk dilakukan perbaikan gizi karena didapatkan anak saya gizinya menurun dan juga di RS Hermina tidak ada dokter gizi," jelas Herman.
Lanjut Herman, jadi untuk di lakukan operasi DA harus dilakukan perbaikan gizi dahulu.
“Untuk operasi anak saya harus diperbaiki gizi terlebih dahulu. Oleh itu katanya harus di pindah ke RSMH Palembang. Memang diketahui timbangan berat badan DA menurun dari 18 kg menjadi 12 kg,” aku Herman.
BACA JUGA:PENGUMUMAN! Jelang Lebaran 2023 Cair Bansos Baru, Cek Penjelasan Lengkap Disini
Sedangkan dari keterangan dokter anak juga mengalami infeksi di luka bekas operasi tersebut, sehingga harus mendapatkan perawat intensif terlebih dahulu dan perbaikan gizi. Jika kondisi stabil baru dilakukan operasi.