Bagaimana Cara Puasa di Negara Tanpa Matahari Terbenam, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Senin 18-03-2024,15:02 WIB
Reporter : Hendra Djamal
Editor : Sulis Utomo

Tapi kerangka pikirnya ada. 

BACA JUGA:Setan Dibelenggu saat Ramadan, Tapi Kenapa Masih Ada Orang Berbuat Maksiat?

BACA JUGA:Seberapa Berkhasiat Air Zamzam Untuk Tubuh Selama Berpuasa, Cek Disini Penjelasannya!

Di zaman Nabi, orang menggunakan kurma dan gandum, sebagai makanan pokok, kerangka hukumnya adalah makanan pokok. 

Kemudian kerangka hukumnya menggunakan ijma’ atau kesepakatan para ulama. 

Jadi penetapan dalil mengenai sesuatu menggunakan pedoman yakni Al-Quran, hadist, dan ijma’. 

Selain ketiganya, ada juga yang disebut dengan qiyas. 

BACA JUGA:Bagaimana Hukum Ibu Hamil Berpuasa? Simak Dulu Penjelasan Lengkap Ustadz Abdul Somad

BACA JUGA:5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Al-Qur'an Selama Ramadan, Yuk Terapkan!

Qiyas merupakan analogi dari suatu hukum yang sumber hukumnya tidak secara spesifik tapi kerangkanya ada. 

Ketika jam puasa di suatu negara yang tidak normal, maka dianologikan ke jam yang normal. 

Nah, kembali ke cara puasa di negara tanpa matahari terbenam, atau yang siangnya lebih panjang dari malam, menurut Ustaz Adi Hidayat diatas.

Jadi puasa yang normal itu selama 14-16 jam sehari. 

BACA JUGA:Ini 6 Amalan Bulan Ramadan yang Utama, Jangan Sampai Dilewatkan Ya

BACA JUGA:Menabung Vs Sedekah, Manakah yang Lebih Utama?

Jadi kalau misalnya ada orang yang puasa di negara seperti Swedia, yang jam siang atau sinar mataharinya lebih lama yakni 23 jam, maka dilihat zona terdekat dari negara Swedia tersebut. 

Kategori :