“Gempa Jepang M7,1 8 Agustus 2024 pukul 14:42:58 WIB episenter 31,77° LU; 131,48° BT kedalaman 39 km di laut.
BACA JUGA:Inilah Kabupaten Termiskin di Jawa Tengah, UMK-nya Juga Rendah, Daerah Kamu?
BACA JUGA:Hidupkan Kembali Franchise Ikonik Lewat ‘Alien: Romulus’, Tayang 14 Agustus 2024 di Bioskop
Gempa dipicu aktivitas subduksi Nankai Trough mekanisme naik (thrust fault), berpotensi menimbulkan kerusakan,” ujar Daryono.
Dikutip dari Wikipedia, sebagian besar Kepulauan Jepang modern hasil dari beberapa gerakan kuat lempeng samudra.
Gesekan itu sudah terjadi ratusan juta tahun, sejak pertengahan kala Silur hingga Pleistosen.
Gesekan yang terjadi tersebut, sebagai akibat subduksi Lempeng Filipina di bawah Lempeng Amur dan Lempeng Okinawa ke selatan.
BACA JUGA:Kumpulkan Informasi Intelijen, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Jadi Target Israel Selanjutnya
BACA JUGA:220 Investor Siap Investasi di IKN, Dua Negara Besar Ini Ikut Terlibat
Selain subduksi Lempeng Pasifik di bawah Lempeng Okhotsk ke utara.
Pada awalnya Kepulauan Jepang menyatu dengan pantai timur Benua Eurasia.
Lalu, lempeng-lempeng yang lebih dalam dari lempeng Eurasia, menarik Kepulauan Jepang ke arah timur.
Shingga Laut Jepang muncul sekitar 15 juta tahun yang lalu.
BACA JUGA:Prediksi dan Preview Community Shield 2024 Antara Manchester City vs Manchester United
BACA JUGA:Luar Biasa! 5 Jenis Tanaman Hias yang Mampu Menyerap Zat Berbahaya di Rumah
Baru bertahun-tahun kemudian muncul Selat Tartar dan Selat Korea.