Banner Honda PCX

Kolaborasi Polres dan Perkim Lubuk Linggau Bedah Rumah Tidak Layak Huni

Kolaborasi Polres dan Perkim Lubuk Linggau Bedah Rumah Tidak Layak Huni

Kolaborasi Polres dan Perkim Lubuk Linggau Bedah Rumah Tidak Layak Huni--

Melalui serangkaian perjuangan fisik bersenjata dan diplomasi, antara lain terjadi peristiwa Agresi Militer Belanda I tahun 1947 diakhiri dengan perundingan Renville, dan juga Agresi Militer Belanda II tahun 1948 yang diakhiri dengan perundingan Konferensi Meja Bundar yang memaksa Belanda menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 yang ditandatangani di Den Haag, Belanda.

 

Setelah penyerahan kedaulatan yang berlangsung di Den Haag dan juga di Jakarta, kemudian disusul dengan acara yang serupa di daerahdaerah de facto Republik Indonesia yang diduduki Belanda. 

 

Dan Lubuklinggau yang dikuasai Belanda juga terjadi penyerahan kedaulatan untuk wilayah Kawedanan Musi Ulu di bawah pemerintahan Kabupaten Musi Ulu Rawas dari pihak Belanda kepada pihak Republik yang diwakili Letkol Bambang Utoyo, Residen Abdul Rozak, Bupati Adjis, Kapten AR. Saroingsong, dan pejabat sipil militer lainnya yang dilaksanakan pada tanggal 30 desember 1949 di Lapangan Merdeka, Lubuklinggau.

 

2. Lapangan Merdeka sebagai Tempat Pengibaran Pertama Bendera Merah Putih

 

Berita tentang proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 baru sampai ke daerah-daerah di Indonesia beberapa hari kemudian. Dapat dimaklumi karena alat komunikasi waktu itu masih dikuasai pihak Jepang, di Lubuklinggau sendiri baru dapat diterima tanggal 19 Agustus 1945.

 

Bunshu-tyo Dairi (Wakil Bupati Jepang), yaitu Raden Ahmad Abusamah pada sore harinya juga mendengar berita yang sangat penting tersebut, sosok Raden Ahmad Abusamah yang didukung oleh rakyat dan pemuda pejuang pada sore hari itu di kediamannya di Talang Bandung Kiri telah berkumpul dan mendesak agar Bunshu-tyo Swada menyerahkan kekuasaan kepada bangsa Indonesia dari tangan Jepang.

 

Pengambilalihan kekuasaan ini berhasil dilakukan oleh atas nama pemerintahan RI untuk wilayah Bunshu Musikami Rawas, kemudian berubah namanya menjadi Kabupaten Musi Ulu Rawas. Para warga masyarakat menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.

 

Atas nama pemerintahan Kabupaten Musi Ulu Rawas, bendera Merah Putih dikibarkan di City Square (alun-alun kota) untuk pertama kalinya, sehingga city square ini dikenal oleh masyarakat Lubuklinggau sebagai Lapangan Merdeka. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: