Perjalanan Panjang Diogo Jota Berjuang Membangun Karier yang Berakhir Terlalu Cepat
Diogo Jota mengatasi penolakan berulang kali untuk membangun karier dan kehidupan yang luar biasa, yang sayangnya berakhir tragis pada usia 28 tahun. --IG/@liverpoolfc
Diabaikan oleh klub masa kecilnya, Porto, Jota bergabung dengan Gondomar, yang berjarak 10 menit berkendara dari Estadio do Dragão, tempat para idola bermain.
BACA JUGA:Megawati Resmi ke Turki! Intip Profil Klub Barunya, Manisa BBSK
BACA JUGA:Ratusan Peserta Ramaikan Turnamen Gaple dan Catur KONI OKI
Seperti kebanyakan klub Portugal di luar elit, orang tua Jota diwajibkan membayar biaya kecil agar bakat anaknya dapat diasah.
Bersama dengan kelompok teman seumurannya selama hampir satu dekade, Jota mengingat klub tersebut sebagai “keluarga”.
Diogo yang bertubuh mungil, yang saat itu bermain di sisi kiri lini tengah tiga orang, berkembang menjadi ikon timnya.
Pada akhir musim terakhirnya di Gondomar, Jota mencetak 39 gol dalam 37 pertandingan.
BACA JUGA:Pemain Liverpool dan Portugal Hadiri Pemakaman Diogo Jota
BACA JUGA:Megawati ke Liga Turki, Perkuat Klub Voli Kasta Kedua, Ini Komentar Para Fans
Kualitasnya begitu luar biasa hingga pelatih tim muda saling berebut jasanya, sering memaksanya bermain untuk dua kelompok usia pada akhir pekan yang sama.
Hal ini tidak jarang terjadi di Portugal, dan Candal menerapkan pendekatan serupa saat menghadapi Gondomar dalam dua pertandingan berturut-turut.
Sayangnya bagi kiper muda yang bermain pada Sabtu dan Minggu, ia kebobolan dua hat-trick berturut-turut yang dicetak oleh Jota.
Paços Ferreira, meski bukan salah satu klub besar di negara itu, tetapi tim papan atas, menemukan remaja yang penuh aksi ini selama tahun keemasan karirnya dan segera membawanya pergi.
BACA JUGA:Chelsea Lolos Semifinal Singkirkan Palmeiras dalam Laga Seru di Piala Dunia Antarklub
BACA JUGA:Lima Pemain Manchester United Minta Pindah Klub Jelang Pra-Musim
Penolakan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
