PMK Merebak di Mura, Hewan Kurban Sulit Dicari dan Harganya pun Mahal
MUARA BELITI, PALPRES.COM - Imbas penyakit mulut dan kuku (PMK), pasokan kambing kurban berkurang sehingga susah dicari. Kalaupun ada, harganya pun tinggi.
“Kambing tidak ada. (Harganya) tinggi semua. Orang banyak lari ke sapi,” kata Dedek, salah satu penjual sekaligus peternak kambing dan sapi di Desa B Srikaton, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan.BACA JUGA:Sebar Seribu Vaksin Se Muba, Cegah PMK Pada Hewan Kurban
Saat ini, menurutnya, harga kambing kurban paling murah antara Rp2,7 juta sampai Rp2,8 juta perekor. Bahkan yang paling mahal sampai Rp6 juta perekor.
“Tadinya Rp1,7 juta sampai Rp2 juta sudah dapat untuk kurban. Kalau sekarang, tidak dapat lagi,” jelasnya.
Dedek mengungkapkan, kalaupun ada kambing kurban, harganya pasti mahal. “Ada barangnya juga harga tinggi. Karena PMK salah satu dampaknya. Kan kena juga kambing. Cuma kambing tidak seheboh sapi,” timpalnya.
Sebagian penjual mengambil kambing kurban biasanya dari daerah transmigrasi. “Barangnya susah, biasanya ngambil dari daerah Trans,” ujarnya.BACA JUGA: PMK Bikin Harga Sapi di Ogan Ilir Naik
Sedangkan untuk penjualan sapi kurban, ia mengaku justru lebih ramai. Tujuh ekor sapi kurban jenis bali yang dimilikinya sudah terjual. Harga sapi yang dijual antara Rp14 juta, Rp16 juta, sampai Rp19 juta.
“Harga sapi kalau sekarang naik, karena barang tidak ada. Orang juga banyak mencari,” bebernya.
Ia mengaku, harga sapi kurban memang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tahun sebelumnya antara Rp13 juta sampai Rp14 juta perekor.
“Sekarang stok habis. Alhamdulillah tahun ini sapi kurban saya sudah dipesan semua,” pungkasnya. LEK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: