Honda

Perusahaan di Muba Diminta Akomodir Tenaga Kerja Lokal

Perusahaan di Muba Diminta Akomodir Tenaga Kerja Lokal

Selanjutnya ke Kecamatan Batang Hari Leko, di mana pertemuan dipusatkan di Desa Pangkuasan dan Desa Saud.

Dijumpai usai reses, Koordinator Dapil IX, M Toha mengatakan, masyarakat Muba minta agar perusahaan-perusahaan di Muba bisa lebih memprioritaskan tenaga kerja dari lokal.

“Jangan sampai di Muba ini banyak perusahaan tapi tenaga kerjanya impor dari luar, ini kan dzolim, ke depan kami akan mendorong, akomodasi tenaga kerja akan berbasis daerah tanpa mengabaikan skill,” ujar Toha.


Masyarakat Desa Rantau Panjang memadati pertemuan dengan dapil IX DPRD Sumsel-Rossa-palpres.com

Aspirasi lain yang diserap adalah keluhan para guru honor yang berharap bisa ada kejelasan nasibnya.

Menurut Toha, persoalan guru honor mendapat perhatian serius dan masuk skala prioritas Dapil IX.

Toha menjelaskan, persoalan guru honor ini sudah lama diperjuangkan. 

Bahkan sejak guru honor K2 yang dulu tidak ada harapan. 


Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum reses di gelar di Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu-Rossa-palpres.com

Kini, para guru honor yang tak diangkat menjadi PNS, akan diperjuangkan jadi pegawai PPPK.

“Di mana Sumsel ini kan ada 3.500 yang diperjuangkan untuk bisa ikut PPPK, jadi kita minta kuota,” kata Toha.

Selain soal nasib guru honor, Toha mengatakan, Dapil IX juga akan mencoba memperjuangkan agar rencana penghapusan guru honor bisa dibatalkan, atau setidaknya ditunda. 


Suasana pertemuan di SMA 2 Sekayu-Rossa-palpres.com

Menurut Toha, dunia pendidikan masih butuh peran serta guru yang berstatus honorer.

Aspirasi lain yang disampaikan warga berkaitan dengan infrastruktur jalan, perbaikan bangunan fisik sekolah. 

Soal jalan, Toha mengakui, jalan di Muba banyak yang rusak parah.

“Jalan raya dari Bayung Lencir ke Palembang, Sekayu ke Palembang, sekarang ini jalan raya ini kondisinya dalam keadaan sakaratul maut, kalau hujan kayak kubangan tapi kalau kemarau ya kita mandi debu,” ujar Toha.


Suasana pertemuan guna menyerap aspirasi dunia pendidikan di SMA 1 Sekayu-Rossa-palpres.com

Ada juga aspirasi berkaitan dengan pendangkalan sungai, khususnya di daerah Kecamatan Babat Supat. 

Di sini kalau musim hujan debit air terlalu over sehingga membuat anjlok perekonomian. 

Pasalnya di wilayah ini perekonomian berbasis sawit dan karet yang sangat terdampak bila banjir.

Masih bicara tentang pertanian, Toha mengaku para wakil rakyat merasa berdosa. 


Warga Kelurahan Babat menyampaikan aspirasinya-Rossa-palpres.com

Sebab banyak petani mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk dan harganya pun mahal sedangkan harga sawit sekarang sedang turun.

“Komoditas di Muba ini berbasis pertanian, jadi kalau harga sawit turun ya bagaimana,” kata Toha.

Terhadap semua aspirasi yang diserap, Toha mengatakan, semua akan ditindaklanjuti. 

Ada tiga yang menjadi prioritas yakni nasib para guru honorer, sekolah, dan bidang pertanian, khususnya harga sawit. (OCA/ADV)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com