Honda

Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keduabelas)

 Surat-surat  Herman Neubronner  van der Tuuk  di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keduabelas)

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kesembilan)

Terima kasih atas pengiriman Evangelie Mattheus dalam bahasa Melayu.

Secara garis besar saya melihat bahwa itu merupakan kemajuan meskipun banyak kesalahan dalam tata bahasa Melayu.

Kita tidak boleh terlalu keras menyerang seorang penerjemah alkitab, karena pada saat penerjemahan, ia sangat terikat untuk menghasilkan terjemahan yang baik.

Selain itu saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas pengiriman buku yang ditujukan untuk Tuan Schiff, Residen Lampung.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kedelapan)

Anda jangan lupa bahwa saya menanggung biaya pengiriman tersebut.

Dengan persyaratan yang sama saya mohon kepada Anda untuk mengirimkan secepat mungkin lewat pos ke alamat Tuan Vigelius, Pengawas Kelas Satu di Muara Dua (Residensi Palembang), sebuah kamus Batak, bagian keempat buku bacaan Batak dan tata bahasa Toba.

Buku-buku itu sangat bermanfaat baginya, karena dulu ia tidak saja pernah ke tanah Batak, tetapi pengetahuannya tentang bahasa Batak tetap dipertahankan (yang merupakan suatu hal yang langka bagi seorang pegawai yang tidak mempunyai banyak waktu untuk hal seperti itu!).

Seperti yang Anda ketahui, Cohen Stuart dan Tuan Karel Holle dari Waspada (Priangan) telah mengurus agar berkas-berkas Engelmann tidak lepas dari tangan Lembaga Alkitab.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketujuh)

Saya harap Lembaga Alkitab mau mengakui ini.

Saya tidak tahu apakah Tuan Holle memiliki buku tata bahasa Toba dan kamus Batak, namun saya mohon kepada Anda untuk mengirimkan kepadanya atas biaya saya sama seperti yang dikirimkan kepada Vigelius.

Jumlah karya Lembaga Alkitab di sini sangat sedikit dan menurut saya ini disebabkan karena sejumlah eksemplar tidak disimpan di Batavia.

Mengapa mereka tidak melakukan itu?

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keenam)

Seorang pegawai yang ditugaskan untuk tanah Batak harus membeli eksemplar itu apabila ia datang ke Batavia, tetapi karena ia berada di tanah Batak, maka tidak mudah baginya untuk memesannya dari Belanda.

Kematian M. Van der Hoeven sangat mengejutkan saya, walaupun saya sudah menduga kematiannya sejak lama.

Ia hidup terlalu gugup untuk bisa berumur panjang.

Tuan Millies juga mendadak meninggal dunia.

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kelima)

Seperti yang ditulis oleh Niermann, karya Millies tentang koin Hindia Belanda akhirnya selesai juga.

Saya harap mudah-mudahan Anda sudah menerima nyamuk-nyamuk itu dengan baik.

Apabila saya bisa membuat Anda senang dengan sesuatu dari sini, tolong beritahukan kepada saya.

Apakah Anda menyukai teh atau jahe?

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keempat)

Bagi saya itu bukan hal yang merepotkan untuk mengirim itu kepada Anda asalkan Anda bisa mengatur agar barang-barang itu bisa diambil dengan baik di Belanda.

Saya senang melihat di Majalah untuk Hindia Belanda bahwa Klinkert telah mendorong untuk menerbitkan tambahan pada kamus Melayu yang disusun oleh Pijnappel.

Saya tidak bisa mengabarkan banyak kepada Anda, karena di sini cukup monoton.

Saya di sini berada di tempat di mana hanya terdapat tiga orang Eropa, namun demikian ini masih bisa dibilang sebuah tempat yang menyenangkan. Kebang, Tarabanggi, Sukadana (di peta Sukatanah) di sebelah timur menantikan satu orang Eropa (Pengawas Kelas Satu, Dua atau Tiga).

BACA JUGA: Surat-Surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketiga)

Keadaan di sini sangat menyehatkan dan saya baru saja sembuh dari diare yang menyerang saya pada saat berjalan kaki ke semua tempat di bagian barat Lampung dari Tarabanggi melewati Balambangan, Kotabumi, Aji Kayungan dan Tiyukbalak (di peta Cubalak).

Saya tidak perlu menjelaskan kepada Anda bahwa saya hampir selalu sendirian berada di antara penduduk Lampung dan mengejutkan sekali bahwa saya berhasil mengumpulkan banyak bahan.

Untuk mengerjakan semua ini saya membutuhkan beberapa waktu, namun saya akan berusaha untuk tidak merugikan Lembaga Alkitab.

Mengingat keadaan keuangan yang sulit yang dihadapi oleh Lembaga Alkitab, maka tidak ada salahnya untuk meninggalkan tugas untuk sementara.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kedua)

Dari sudut pandang lainnya ini juga tidak akan merugikan Lembaga Alkitab, karena bahasa-bahasa ini berkaitan dengan erat, sehingga studi setiap bahasa mempermudah saya untuk mempelajari bahasa Bali.

Saya menulis ini kepada Anda untuk memperlihatkan kepada Anda bahwa saya tidak mencari kesempatan untuk meninggalkan pekerjaan pada sebuah lembaga yang telah berjasa dan bahwa saya harap bisa terus bekerja pada lembaga ini.

Awalnya saya sangat terpukul dengan kematian Engelmann, tetapi apa gunanya kekesalan itu? Lembaga Alkitab telah kehilangan seseorang yang tidak mudah dengan cepat tergantikan.

Ia selalu dibutuhkan untuk pekerjaannya dan ia sangat dihargai di Priangan.

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Pertama)

Jadi apabila Anda merasa berduka atas kehilangan dirinya, yakinlah bahwa banyak orang yang ikut berduka bersama Anda.

Saya sangat ingin tahu dan terutama berharap diberitahu apa yang akan Anda lakukan dengan berkas-berkasnya.

Kekhawatiran bahwa berkas-berkas itu akan jatuh ke tangan musuhnya, D. Koorders, kini sudah hilang.

Namun demikian usahakan agar berkas-berkas itu tidak jatuh ke tangan musuh lainnya (Taco Roorda), karena saya tahu bahwa ia mempunyai banyak pengaruh pada para anggota pengurus Lembaga Alkitab.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Terakhir)

Cara bagaimana Taco Roorda memperlakukan karya Gericke memperlihatkan keahlian, tetapi juga ambisi picik, yang dilakukan oleh para ilmuwan Belanda sehubungan dengan apa yang telah dilakukan di sini oleh mereka yang tidak beruntung yang demi kepentingan ilmu pengetahuan harus diperas dari kenikmatan intelektual.

Jangan pernah lupa apa yang harus kita korbankan di sini dan Anda akan lebih adil lagi dalam menilai pekerjaan saya.

Anda juga akan menyadari betapa hinanya mereka yang mengaku pemilik dari karya para praktisi itu. Di sini, di Hindia Belanda, saya melihat bahwa Taco Roorda adalah segalanya kecuali populer.

Saya mengira bahwa murid-muridnya menyukainya, karena ia adalah dosen yang terkenal, tetapi kini saya melihat bahwa mereka menilai Roorda menghalangi semua orang yang mempunyai pendapat sendiri.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Ketujuh)

Surat saya terlalu panjang buat orang yang masih harus berkemas untuk betul-betul bisa siap pada pukul lima keesokan harinya.

Saat ini waktu menunjukkan pukul setengah empat (sore) dan semua orang tengah terlelap setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan di bawah udara panas.

Salam hangat dan juga salam buat Tuan Domela Nieuwenhuis dan anggota lembaga lainnya.

Selalu.

Hormat saya,

H.N. van der Tuuk

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keenam)

N.B.

Ipar Anda, Koning, adalah satu-satunya orang yang belum memberikan jawaban atas surat saya yang saya kirimkan kepadanya.

Ia seharusnya tahu bagaimana seseorang yang tinggal di gurun menantikan sepucuk surat dari Belanda!

Catatan

Tempat penyimpanan: Arsip NBG, file 233. Sebuah salinan dibuat oleh Sekretaris NBG (Lembaga Alkitab Belanda) Van Leeuwen yang disimpan dalam koleksi KITLV, H 722.

BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kelima)

1. Walaupun wabah kolera memang benar melanda Bandung pada akhir tahun 1868 – yang menyebabkan dua misionaris Van Eck dan De Vroom harus mengungsi ke Banyuwangi (Berita Perhimpunan Misionaris Utrecht 1870-6:ii) – namun bukan ini yang menjadi alasan Van der Tuuk langsung berangkat ke Bali setelah kontraknya berakhir dengan Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Pada Desember 1868, ia meminta perpanjangan kontrak untuk meneruskan pekerjaannya di Lampung, lihat [Surat 8].

2. Dalam rapat pengurus NBG tanggal 4 Agustus 1869, diputuskan ‘untuk meminta kepada Tuan Van der Tuuk pindah ke Bali secepat mungkin’, lihat juga [Surat 18].

3. Ini disarankan oleh Van der Tuuk pada 17 Desember 1868, lihat [Surat 9].

4. Klinkert (1868b), yang diminta oleh Van der Tuuk pada 14 Agustus 1868, lihat [Surat 1].

BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keempat)

5. Van der Tuuk meminta ini pada 15 November 1868, lihat [Surat 4, catatan 4].

6. J.C.T. Vigelius diangkat pada Juni 1866 menjadi Pengawas Kelas Satu di Muara Dua. Pada Februari 1870 diikuti dengan pengangkatan menjadi Asisten Residen di Padang. Pada Januari 1871 ia berangkat ke Belanda untuk menjalani cuti sakit dan meninggal dunia pada November tahun yang sama.

7 Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk menghadiahkan Vigelius dengan satu eksemplar karya Van der Tuuk (1861c, 1864c dan 1867b, 186a).

8. Sesuai keinginan NBG, lihat [Surat 9, catatan 5], peninggalan Engelmann diterima oleh H.M. van Dorp (Notulen NBG (Lembaga Alkitab Belanda) 14 Juli 1869).

BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Ketiga)

9. Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk menghadiahkan K.F. Holle dengan satu eksemplar karya Van der Tuuk (1861c, 1864c dan 1867b, 1862a).

10. Keputusan NBG tanggal 4 Agustus 1869 untuk meminta pengusaha buku H.M. van Dorp di Batavia untuk mendirikan depot kecil untuk karya-karya linguistik milik Lembaga. Dari Oktober 1863, penanggung jawab depot milik NBG itu diserahkan pada Toko Buku Batavia W. Bruining dan J. Wijt, tetapi pada Juli 1867 NBG memecat mereka karena kelalaian mereka yang sudah keterlaluan.

11. M. Des Amorie van der Hoeven meninggal dunia pada 13 Oktober 1868, lihat [Surat 3, catatan 5].

12. H.C. Millies, meninggal dunia pada 26 November 1868 pada usia 58 tahun.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kedua)

13. Karya ini diterbitkan setelah kematiannya (Millies 1871).

14. Ini dikirimkan oleh Van der Tuuk pada 17 Desember 1868, lihat [Surat 9].

15. Klinkert (1869b).

16. Mengenai masalah keuangan NBG, Van der Tuuk menceritakannya kepada Engelmann dalam dua surat, [ Surat 129, halaman 499-503] dan [Surat 158, halaman 580-585], dalam bab khusus mengenai Van der Tuuk di Tanah Batak, buku Een vorst onder de taalgeleerden, Herman Neubronner van der Tuuk.

17. Lihat [Surat 9, catatan 2].

BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Pertama)

18. Pegawai urusan bahasa Sunda D Koenders, tinggal juga di Bandung hingga keberangkatannya ke Belanda pada awal 1867.

19. Terusan alinea ini terdapat dalam salinan yang dibuat oleh Van Leeuwen, lihat [catatan pengantar] yang sedemikian rupa menulis kembali sehingga nama Roorda tidak disebut.

Salinan itu berbunyi: ‘Usahakan agar berkas-berkas itu jatuh ke tangan yang tepat! Ingat saja ambisi picik yang dilakukan oleh para ilmuwan Belanda sehubungan dengan apa yang telah dilakukan di sini oleh mereka yang tidak beruntung yang demi kepentingan ilmu pengetahuan harus diperas dari kenikmatan intelektual.

BACA JUGA:Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Pertama)

Jangan pernah lupa apa yang harus kita korbankan di sini dan Anda akan lebih adil lagi dalam menilai pekerjaan saya dan terlebih lagi terhadap mereka yang merebut kehormatan yang tidak layak dan mengaku berhak atas hak milik kita yang diperoleh dengan susah payah.’

21. Saat itu Van der Tuuk belum mengetahui bahwa guru besar pada Seminari Luther Amsterdam, F.J. Domela Nieuwenhuis telah meninggal dunia pada 26 April 1869.

22. Guru musik/komposer David Koning (1820-1876) di Amsterdam. ***

Sumber :
1. Surat-Surat Dari Lampung  Korespondensi Herman Neubronner van der Tuuk  di Lampung, 1868-1869 ,  Saduran dari Naskah Surat-Surat Van Der Tuuk , Arman AZ , Perpusnas Press 2020
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Herman_Neubronner_van_der_Tuuk
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Lampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com