Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Selesai)
Namun baru bisa diwujudkan dua tahun kemudian (Van der Tuuk 1872a).
4. Cerita-cerita ini tidak diterbitkan. Pada 1870, pemerintah mendatangkan dari Belanda huruf cetak untuk bahasa Lampung, tetapi ternyata huruf cetak itu tidak dapat digunakan (Van Limburg Brouwer 1876-9).
Dari manuskrip itu hanya ada dalam bentuk contoh cetak (Van der Tuuk 1873c). Cerita-cerita itu terdiri dari 1. Tjrita Potrie Djoehor Manigam (hal. 1-14); 2. Tjrita Kantjil (hal. 15-7); 3. Tjrita Koenjang dan Sang Goeling Boeroeng (hal. 18-20).
5. Lihat [Surat 16, catatan 2]
Surat Van der Tuuk kepada A.B. Cohen Stuart, Buitenzorg, Desember 1869
[Tanggal tidak terbaca] Desember 1869
Teman yang baik,
Bersama ini saya kembalikan tulisan tangan. Bukan Hikajat Pandoe tetapi Hikajat Pandawa Pantja Kalima (lihat laporan saya tentang tulisan di Royal Asiatic Society no. 2).
Tulisan ini sangat baik untuk digunakan, tetapi saya khawatir saya harus menjualnya, karena bawaan saya sudah terlalu banyak. Nanti Anda bisa mengirimkan kepada Bataviaasch Genootschap bersama bagian kedua dari Tjèkèl, apalagi Anda menghendaki salinannya.
Bagaimana bentuk dari salinan itu terletak pada kata-kata seperti [sembarana]3 yang maksudnya adalah [kata yang tidak terbaca]!4 Keadaan tulisan yang begitu menyedihkan dan rusak memang tidak terbayangkan oleh kita, tetapi saya melihat peluang untuk menggunakannya dengan menggabungkan dengan cerita-cerita lain yang serupa.
Salinan dari cerita-cerita itu yang dibuat oleh orang Betawi pasti tidak berguna sama sekali.
Bahwa tulisan ini serupa dengan London tampak dari [Bisnu Rupan] yang antara lain muncul pada halaman 5, demikian pula [Dewi Peta] (Koenti) dan sebagainya.
Saya yakin bahwa cerita ini berasal dari redaksi yang sama dengan London. Uang 25 gulden itu akan saya antarkan sendiri.
Salam,
H.N. van der Tuuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com