Honda

Penyusunan RAD-KSB jadi Peluang Sumsel Wujudkan Tata Kelola Sawit Berkelanjutan

Penyusunan RAD-KSB jadi Peluang Sumsel Wujudkan Tata Kelola Sawit Berkelanjutan

Penyusunan RAD-KSB jadi Peluang Sumsel Wujudkan Tata Kelola Sawit Berkelanjutan--

PALEMBANG,PALPRES.COM - Sebagai bentuk komitmen bagi pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Perkebunan bersama para pihak menyelenggarakan kegiatan lokakarya dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Provinsi Sumatera Selatan.

Lokakarya bertema “Inventarisasi Program Prioritas Daerah dan Penyusunan Matriks Sinkronisasi Rencana Aksi dalam Rangka Penyusunan RAD-KSB Provinsi Sumatera Selatan”, dilaksanakan pada Rabu, (27/7), di Hotel 1O1, Palembang.

Lokakarya ditujukan untuk mendapatkan masukan dari para pihak terkait data, informasi dan analisis permasalahan yang dibutuhkan untuk penulisan di setiap komponen RAD KSB di Provinsi Sumatera Selatan.

Lokakarya juga akan menginventarisasi program atau kegiatan prioritas daerah, serta  menyusun draf matriks rencana aksi RAD KSB di Provinsi Sumatera Selatan dengan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB).

BACA JUGA:Harga Karet dan Sawit Masih Tidak Menentu

RAN KSB merupakan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) Tahun 2019-2024 yang mengamanatkan kepada para Menteri, Kepala Badan, Gubernur, dan Bupati/Wali kota agar melaksanakan RAN KSB 2019-2024 sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.

Instruksi penyusunan ,menjadi peluang bagi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan para pihak untuk dapat mewujudkan komitmen dan rencana ke depan dalam perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan.

RAD KSB merupakan arah pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial budaya.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas (Kadis) Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Agus Darwa, MSi, menyampaikan, kelapa sawit di Sumsel sudah menyebar di hampir 17 kabupaten/kota, adanya RAN KSB dan RAD KSB salah satunya untuk mengatasi polemik yang selalu muncul di tingkat internasional yang menyatakan bahwa sawit merugikan lingkungan, seperti rakus air, rakus hara dan lainnya, sehingga perlu dilakukan penataan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

BACA JUGA: Pemilik Kebun Sawit Kesulitan Mencari Pemanen

"Lokakarya kali ini adalah tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya untuk sinkronisasi cara pandang, menyamakan data dan menyamakan persepsi bagaimana capaian yang diinginkan kedepan, agar tanaman kelapa sawit menjadi tanaman utama yang tidak merusak sistem,"ungkap Agus Darwa.

Agus juga menyampaikan terima kasihnya atas dukungan ICRAF Indonesia dalam penyusunan RAD-KSB Sumsel sejak awal hingga selesai nanti.


Sementara itu, Tania Benita, Policy Database Management Researcher ICRAF Indonesia, mengatakan, perencanaan komoditas strategis secara berkelanjutan perlu didorong agar dapat mengurangi dampak negatif industri perkebunan pada lingkungan. Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra kelapa sawit di Indonesia.

"Pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan juga penting untuk menjamin keberlanjutan penghidupan masyarakat, terutama petani kecil. Dengan adanya upaya multi pihak, diharapkan arah pengelolaan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kecil, menjaga kualitas lingkungan, menguatkan tata kelola perkebunan, serta mempercepat pelaksanaan ISPO di daerah,"terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: