Honda

Pemkot Lubuklinggau dan Bank Sumsel Babel Lubuklinggau Launching KUR MARASE serta Peresmian Tiga Sentra Batik

Pemkot Lubuklinggau dan Bank Sumsel Babel Lubuklinggau Launching KUR MARASE serta Peresmian Tiga Sentra Batik

Foto bersama disela-sela aunching Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk program Masjid Makmur Masyarakat Sejahtera (MARASE) dan tiga sentra Batik Durian, di Ruang Auditorium Bukit Sulap Kota Lubuklinggau, Kamis (28/7/2022).-Frans-palpres.com

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM - Bank Sumsel Babel Kota LUBUKLINGGAU melaunching Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk program Masjid Makmur Masyarakat Sejahtera (MARASE) dan tiga sentra Batik Durian di Ruang Auditorium Bukit Sulap Kota LUBUKLINGGAU, Kamis (28/7/2022).

Tampak hadir, Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo Argo dan istri Ny Yati Mulyati Antonius, Wakil Wali Kota, H Sulaiman Kohar, Kepala Bank Sumsel Babel Lubuklinggau, Hidayat.


Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo Argo menyerahkan dana KUR MARASE-Frans-palpres.com

Turut hadir, Ketua Dekranasda Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana, Ketua GOW, Hj Sri Sulaiman Kohar, perwakilan Kodim 0406 Lubuklinggau, perwakilan Polres Lubuklinggau, Ketua Dewan Masjid (DMI) Lubuklinggau, H. Tarmizi, pejabat dilingkungan Pemkot Lubuklinggau, pengurus masjid dan undangan lainnya. 

Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo Argo dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota beserta perangkat daerah dilingkungan Pemkot Lubuklinggau, atas dukungan terhadap Bank Sumsel Babel sehingga kami dapat menjalankan program KUR MARASE dengan baik.

Sejauh ini sambung dia, dari 200-an masjid di Kota Lubuklinggau, baru 80 masjid yang sudah tercover program KUR MARASE. 

Artinya, masih ada PR bagi Bank Sumsel Babel agar semua masjid tersebut bisa tercover program ini.

Hingga 2022, Bank Sumsel Babel telah menyalurkan KUR sekitar Rp 100 Milyar. 


Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe menyerahkan dana KUR MARASE.-Frans-palpres.com

Atas keberhasilan itu, sangat wajar jika Bank Sumsel Babel dan Wali Kota Lubuklinggau mendapatkan penghargaan atas ide program KUR MARASE. 

Kegiatan diisi dengan peresmian sentra Batik Durian, dan berkat kerajinan ini Kota Lubuklinggau dikenal baik di dunia fashion. 

Terkait sentra Batik Durian nantinya bisa dimanfaatkan sebagai ciri khas Kota Lubuklinggau, untuk dibawa sebagai oleh-oleh bagi orang yang berkunjung ke Lubuklinggau.  

“Saya memberikan apresiasi kepada ibu-ibu Dekranasda atas ide batiknya, dan patut disyukuri juga batik Durian dapat tampil di Milan Fashion Week,” ujarnya.

Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana sebagai pelopor Batik Durian, menyampaikan bahwa ide tersebut tertuang pada tahun 2013.

“Saya ingin orang berkunjung ke Kota Lubuklinggau mempunyai tujuan, seperti saya sendiri saat berkunjung ke daerah lain juga membeli barang, maka muncul lah ide tersebut, padahal saat itu belum ada pengrajin batik,” kenangnya.

Di Kota Lubuklinggau ada tiga sentra batik, dengan 51 pengrajin batik dan ada 350 potong kain batik setiap sekali produksi.

 “Untuk lolos Milan Fashion Week tidaklah mudah, Alhamdulillah berkat kerja keras yang dilakukan, produk Kota Lubuklinggau bisa tampil disana,” ungkapnya.


Kepala Bank Sumsel Babel Kota Lubuklinggau, Hidayat menyerahkan KUR MARASE.-Frans-palpres.com

Ditambahkannya, patut disyukuri Batik Durian bisa tumbuh dengan jati dirinya sendiri, serta dapat mengangkat nama Kota Lubuklinggau di kancah nasional maupun internasional.  

Diharapkan dengan bantuan Pemkot Lubuklinggau, pihaknya dapat melaksanakan pelatihan membatik durian, dan juga berkat bantuan Bank Sumsel Babel, batik durian semakin dikenal luas.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengatakan program MARASE sebenarnya sudah berjalan sejak lama. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk merehab masjid yang ada di Kota Lubuklinggau. 

Apalagi jumlah masjid di Kota Lubuklinggau mencapai 200-an lebih. 

“Intinya tanpa bantuan elemen masyarakat, kami (Pemkot Lubuklinggau) tidak akan bisa membangun masjid sebanyak itu,” akuinya. 

Menurut Wako, munculnya program MARASE, diawali adanya pemikiran bahwa pembangunan masjid harus diutamakan. 


Memantau kegiatan proses pembuatan batik durian di Dekranasda Kota Lubuklinggau.-Frans-palpres.com

Setelah masjidnya bagus, baru diimbangi dengan masyarakat disekitarnya juga makmur. 

Dirinya berharap, bagi masjid yang bangunan fisiknya sudah bagus, kas masjidnya dapat digunakan untuk membantu ekonomi produktif masyarakat disekitarnya. 

Patut disyukuri, sekarang Bank Sumsel Babel mempunyai program KUR MARASE yang bentuknya berupa pinjaman tanpa agunan. 

“Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak mari bersama-sama mendukung program KUR MARASE agar Kota Lubuklinggau dikenal oleh daerah lain dengan inovasinya,” ajaknya.

Wali Kota juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Sumsel Babel, atas batuannya terhadap pengembangan program KUR MARASE dan sentra Batik Durian Kota Lubuklinggau. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com