Honda

Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Pertama)

Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Pertama)

Peninggalan arkeologi di Palembang. (Sumber foto: Eddy Siswanto, dkk Sumatera Selatan, Memasuki Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, Departemen Penerangan Republik Indonesia, 1993)-Eddy Siswanto-Deppen RI

Oleh Dudy Oskandar
(Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan)

KEDATUAN Sriwijaya  bermula dari pemukiman di tanah berawa di pantai timur Palembang, sumber Tiongkok menyebutnya Koying dan Kantoli

Kerajaan pertama yang dikenal di Sumatera Selatan, berdasarkan berita berita dari orang Cina, adalah Kerajaan Kandali atau Kantoli (Kan-to-li) sebuah kerajaan Hindu yang berlokasi di Palembang.

Namun mayoritas sejarawan berpendapat, Kandali (Kuntala) terdapat di pantai timur Sumatra di sekitar Jambi sekarang.

BACA JUGA:Hakim Raja Jaga Kedaulatan Kedatuan Sriwijaya

Kerajaan ini muncul pada abad ke-5 - 6 Masehi, di mana hal ini merujuk dari sumber Tiongkok, yang menyatakan bahwa Kan-to-li (Kandali) telah berkali-kali mengirim utusan mulai tahun 441 – 563 Masehi.

Pada abad ke-7 kerajaan ini menghilang, mungkin dikarenakan munculnya dua kerajaan lain di pantai timur Sumatra yakni; Malayu (Jambi) dan Sriwijaya (Palembang).

Mengenai kerajaan ini tidak banyak diketahui.

Hanya dimaklumi, bahwa Kerajaan Kantoli dalam abad ke-lima, ke-enam, dan ke-tujuh mengadakan hubungan dagang dengan negeri Cina, dalam mana sebagai barang-barang ekspor yang terpenting dari Kantoli disebut kain berwarna, kain cita, buah pinang, emas dan perak.

BACA JUGA:Mawardi Yahya Harap Pekan Adat dan Sriwijaya Travel Fair 2022 Jadi Ajang Promosi Kekayaan Seni Budaya Sumsel

Kemudian kerajaan ini hilang dari catatan sejarah.

Namun  S. Sartono (1992) pendapat sendiri akibat dari pendangkalan Teluk Wen diduga telah menyebabkan sulitnya kapal-kapal dagang untuk merapat sampai ke pelabuhan Muara Tebo, sehingga fungsi pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan samudera tidak lagi dapat dipertahankan.

Negara Koying sebagai penguasa wilayah Teluk Wen terpaksa memindahkan pelabuhan dagang dari Teluk Wen ke darah pantai timur di sekitar daerah Kuala Tungkal sekarang.

Pelabuhan di pantai timur Sumatra itu mulai difungsikan sebagai pelabuhan samudera yang dapat dilabuhi kapal-kapal besar untuk menggantikan fungsi pelabuhan Teluk Wen, dan pelabuhan Teluk Wen difungsikan sebagai pelabuhan penyangga bagi kapal-kapal kecil yang melayani bongkar muat barang-barang dagang penduduk negeri Kerinci dan sekitarnya.

BACA JUGA:Mega Wisata Buka Paket Culinary of Sriwijaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com