21 Agustus Bakal Dijadikan Hari Buku Palembang
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn-Dudy Oskandar-palpres.com
BACA JUGA: SMB IV Apresiasi Festival Sriwijaya XXX Tahun 2022
Ahmad Subhan menjelaskan, Alquran ini bukan hanya menjadi Alquran cetak pertama di Indonesia, namun sekaligus Alquran cetak pertama atau tertua di Asia Tenggara.
“Kemas Muhammad Azhari mencetak Alquran pertama pada tahun 1848 di Kampung Demang Jayalaksana, 3 Ulu Palembang,” ujarnya seraya mengutip kolofon (catatan penulis) Alquran cetakan tahun 1848
“ ... dan tempat mengerjakan cap itu di dalam daerah Negeri Palembang di dalam Kampung Tiga Ulu pihak kiri mudik Kampung Demang Jayalaksana Muhammad Najib ibnu almarhum Demang Wiralaksana 'Abd al-Khaliq,”.
Berdasarkan catatan sejarah, menurut Ahmad Subhan, Kemas Muhammad Azhari yang bertanggung jawab atas penyalinan serta pencetakan Alquran.
BACA JUGA: SMB IV Hadiri Pengukuhan Pengurus Srikandi TP Sriwijaya Sumsel
Hingga kini menurut para peneliti Alquran, merupakan tonggak awal pencetakan firman Allah SWT di Nusantara.
Kemas Muhammad Azhari lahir di Kampung Pedatuan, 12 Ulu Palembang, pada 27 Jumadil Akhir 1226 H atau 19 Juli 1811.
Ketika berusia 15 tahun, Azhari berlayar menuju Mekkah untuk menuntut ilmu.
Setelah menamatkan pendidikan jenjang Madrasah Aliyah di Mekkah, ia menimba ilmu di Madinah hingga Mesir.
BACA JUGA:SMB IV Hidupkan Tradisi Sanjo-sanjoan
Selama berkelana menuntut ilmu atau rihlah inilah Azhari belajar menjadi penyalin Alquran.
Usai rihlah (perlawatan) ini ia kembali ke Mekkah dan menjadi guru madrasah di sana.
Dalam pelayaran kembali ke Palembang yang menyusuri pelabuhan-pelabuhan India, Kemas Muhammad Azhari singgah untuk belajar ilmu falak dan menyaksikan perkembangan percetakan muslim India.
Kemudian singgah di Singapura dan membeli alat cetak batu (litografi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com