Citraland
Honda

3 Keris Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya Dihibahkan

3 Keris Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya Dihibahkan

Zuriat Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya menyerahkan 3 keris kepada Museum Negeri Sumsel yang diterima langsung Asisten Pemerintahan dan Kesra Sumsel, H Edward Chandra, didampingi Kadisbudpar Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal SP MSc dan Kepala UPTD Museum Negeri-Foto: Alhadi Farid/palpres.com-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Berkat kesabaran dan kerja keras Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Selatan (Sumsel) melalui UPTD Museum Negeri Sumsel yang mensosialisasikan museum kepada masyarakat.

Museum milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel tersebut kembali menerima barang yang bernilai sejarah dari masyarakat.

Kali ini, berupa 3 buah keris kuno yang usianya mencapai ratusan tahun peninggalan Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya saat menjabat sebagai Kepala Marga pada saat itu.

Keris yang diasumsikan di era Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) ini, diserahkan langsung zuriat Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya kepada Museum Negeri Sumsel yang diterima Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Sumsel, H Edward Chandra, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal SP MSc, dan Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel, H Chandra Amprayadi, di sela pembukaan Pameran Temporer se-Sumatera Selatan dengan tema “Museum Peduli Pusaka Sejarah, Budaya dan Kearifan Lokal Bumi Sriwijaya”, Rabu 23 November 2022.

BACA JUGA:Inilah Penampakan Meriam Kuno dan Pedang Komando Milik Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya

Dr Aufa mengaku, banyak koleksi-koleksi terbaru yang dimiliki museum hasil sumbangan dari masyarakat. Dia menilai, benda-benda bersejarah tersebut tidak terawat dengan baik sehingga dengan ikhlas dihibahkan untuk disimpan dan di lestarikan di Museum.

“Alhamdulillah kita kembali menerima hibah dari masyarakat. Tentunya akan kita rawat, kemudian dipamerkan di ruang khusus hibah 2 yang diserahkan masyarakat. Sehingga ketika anak cucunya berkunjung ke museum, mereka tau benda tersebut merupakan benda peninggalan nenek moyangnya. Karena museum bukan hanya menyimpan benda-benda kuno saja, tetapi tempat edukasi pendidikan bagi generasi muda yang akan datang," jelasnya.

Sementara itu, zuriat Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya, Umi Nurkhalizah Fitri STr Par mengaku, salah satu keris yang dihibahkan ini didapat dari turun menurun dan sudah ada sebelum Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya menjabat menjadi pangeran yang usianya diatas 100 tahun.

Serta dua keris lainnnya, tambahnya memang milik Pangeran Kerama Djaya. Untuk itulah, keris tersebut diserahkan keluarga Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya kepada Museum Negeri Sumsel agar dapat dirawat dan dipelihara dengan baik oleh pengelola museum serta dapat dipamerkan kepada masyarakat sebagai edukasi.

BACA JUGA:Sumsel Resmi Miliki Motif Batik Hasil Eksplorasi Peninggalan Sejarah

"Takutnya tidak terawat dengan baik. Makanya keluarga menghibahkan kepada Museum, agar bisa di jaga dan rawat dengan baik serta dapat di pamerkan," harapnya.

Dari hasil pantauan Palpres.com, keris tersebut bermotif elang laut seperti orang duduk tahiyat. Gagang keris didominasi warna cokelat yang berciri khas Palembang. Serta di bagian mendhaknya terdapat seni lukis bermotif bunga.

Kepala UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan, Balaputra Dewa, H Chandra Amprayadi mengaku bersyukur atas kepercayaan masyarakat dalam menghibahkan benda pusaka kepada museum dibawah naungan Disbudpar ini.

“Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat kepada museum sudah sangat tinggi, terbukti dari banyaknya barang hibah. Untuk itulah saya menghimbau, siapapun yang mempunyai benda-benda peninggalan yang bernilai sejarah, yang ingin menghibahkan dengan ikhlas dan rela, silahkan menghubungi museum negeri Sumsel agar bisa terawat dengan baik dan nantinya bisa dipamerkan, sebagai edukasi,” terangnya.

BACA JUGA:Telisik Jejak Ritual Agama Masa Prasejarah di Sumatera Selatan

Dia akuinya, sejak tahun 2017 lalu, banyak sekali masyarakat menghibahkan benda bernilai sejarah kepada museum. Bahkan jumlahnya sekarang sudah mencapai ribuan mulai dari senjata, keris, mata uang, keramik, guci dan lainnya.

Chandra bercerita, sebelumnya warga Desa Buluh Cawang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tersebut menghibahkan meriam kuno dan pedang komando peninggalan kolonial Belanda (VOC).

"Benda tersebut tadinya terletak di bagian belakang rumah (dapur) Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya. Meriam tersebut memiliki ukuran panjang 114 centimeter (cm), diameter depan/moncong 11 cm, diameter badan/ tengah 5,5 cm, dan diameter belakang 9 cm dengan berat lebih kurang 100 kilogram (kg). Meriam tersebut diserahkan keluarga Pangeran Djaja Pati Kerama Djaya dan akan di simpan di ruang pamer 2," jelasnya.

BACA JUGA:Pemasangan Lift Ampera, Pemerhati Sejarah dan Stakeholder Harus Duduk Bersama

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com