Citraland
Honda

3 Kesenian Asal Palembang Ini Nyaris Hilang Tergerus Zaman

3 Kesenian Asal Palembang Ini Nyaris Hilang Tergerus Zaman

Wayang Kulit Palembang, salah satu Kesenian Asal Palembang Ini Nyaris Hilang Tergerus Zaman-Foto: Alhadi Farid-palpres.com

"Sementara Wayang Purwa menggunakan bahasa Jawa dan perwatakan tokohnya menggunakan aturan aturan klasik yang harus diikuti," katanya.

Wayang Palembang memiliki tokoh pewayangan sama persis dengan Wayang Jawa yakni ceritanya dari kisah Ramayana dan Mahabrata di India.

BACA JUGA:Hari Wayang Nasional Diperingati 7 November, Cek Asal Usul Wayang Palembang

"Ciri khas Wayang Palembang terkesan jauh dari sumber aslinya Tetapi ketika kita ikuti ceritanya tetap sama dengan Wayang Jawa," ujarnya.

Perbedaan lainnya, Wayang Palembang memiliki kuning tembaga sementara Wayang Jawa berwarna keemasan.

Wayang Palembang diiringi oleh seperangkat gemelan berlaras pelog dengan caturan atau gendhing yang memiliki bentuk dan harmoni yang telah diolah sesuai budaya Palembang.

3. Jidor

Jidor di Betawi disebut Tanjidor kalau di Palembang disebut Jidor. Kesenian berbentuk orkes dan dimainkan secara berkelompok ini sangat banyak mendapatkan pengaruh dari Eropa terutama dalam penggunaan alat musik tiup musik ini dimainkan untuk mengiringi pengantin tari-tari dan juga hiburan lainnya.

BACA JUGA:Asal usul Permainan Tradisional Cuki, Hanya Dimainkan Kaum Bangsawan?

Musik Jidor/ Tanjidor yaitu musik Instrumentalia seperti musik orkesta, namun anggotanya lebih sedikit dari musik orkesta, anggotanya hanya ± 12 orang pemain di pakai untuk mengarak penganten keliling dusun, disebut “Berarak.

Musik ini masih eksis hingga sekarang dan bahkan terdapat group yang banyak di pedamaran, bahkan untuk OKI dan sekitarnya banyak menggunakan tanjidor dari pedamaran.

Musik tanjidor ini di buat oleh penjajal yaitu bangsa fortugis dan di kembangkan di indonesia di sumatera selatan di buat oleh bangsa belanda. Berkembang di pedamaran pada awal abad 19 di buat oleh orang palembang dan menetap di desa cinta jaya pedamaran di mana desa cinta jaya ini hidup di rakit di seberang pedaraman, diatas rakit di sungai babatan pedamaran.

Orang cinta jaya ini lah yang pertama kali mengembangkan musik tanjidor ini di pedamaran.

BACA JUGA:Generasi Muda Wajib Tahu, Inilah 3 Ritus Pernikahan dan Perdamaian di Palembang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: