Honda

Tak Dapat Perhatian, Nasib Tenaga Honorer Teknis Administrasi ‘Nelangsa’

 Tak Dapat Perhatian, Nasib Tenaga Honorer Teknis Administrasi ‘Nelangsa’

Dewan Pembina Forum Honorer K2 Teknis Administrasi, Nur Baitih-Ricardo-jpnn.com

BACA JUGA:Angkutan Batu Bara Kembali Beroperasi Meski Satu Jalur, Polda Jambi Evaluasi Terminal di Pelabuhan

Ganjarannya terlalu besar untuk menjadi PPPK," ucapnya. 

Ketua Forum Honorer K2 Teknis Administrasi Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Melyani Kahar mengungkapkan, bagaimana ketimpangan yang terjadi antara guru dan nonguru. 

Yang membuat mereka iri ialah ketika pemerintah tidak memberlakukan tes kompetensi kepada guru honorer.  

Mereka hanya diseleksi observasi dengan melihat portofolio. 

BACA JUGA:Alhamdulillah, Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung dan Cisumdawu Siap Beroperasi

Sayangnya, kebijakan itu tidak disamaratakan dengan teknis administrasi. 

"Kami dites berkompetisi dengan pelamar umum. 

Guru honorer diseleksi tanpa tes, ini luar biasa tidak adil," kata dia.

 Andi mengungkapkan honorer K2 memiliki pengalaman kerja minimal 17 tahun, sehingga wajar bila hanya seleksi administrasi. 

BACA JUGA: Kantor Kemenkumham Diamuk Si Jago Merah, Gudang Penyimpanan Barang Negara Terbakar

Sean, sapaan akrab Andi Melyani Kahar, mengungkit bagaimana perjuangan honorer K2 minta diangkat menjadi PNS tanpa tes kemudian digiring menjadi PPPK, tetapi tetap harus melalui tes. 

Mengapa ketika honorer K2 meminta diangkat ASN tanpa tes tidak diberikan, dengan alasan bertentangan dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Kebijakan seleksi tanpa tes kompetensi, justru diberikan kepada guru honorer yang masa kerja jauh di bawah honorer K2  

"Tolong dong honorer K2 teknis administrasi diberikan kebijakan sama seperti guru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: