Citraland
Honda

Mengenal Ritual Wulan Kapitu Suku Tengger, Hari Kendaraan Dilarang Masuk Wisata Gunung Bromo

Mengenal Ritual Wulan Kapitu Suku Tengger, Hari Kendaraan Dilarang Masuk Wisata Gunung Bromo

Gunung Bromo--wikipedia

BACA JUGA:Siap-siap! 3 Bansos Ini Akan Kembali Cair Bulan Depan

Jalur leluhur ini kerap digunakan secara turun temurun untuk melakukan ritual Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo.

Sedangkan jalur mobil dibangun sejak 1995 untuk memudahkan wisatawan menempuh perjalanan menuju Gunung Bromo.

Kini, jalur leluhur ini menjadi paket wisatawan bagi  turis mancanegara. Sebagian besar merupakan turis dari Negara Eropa, terutama anak muda yang tertarik berpetualang.

Ada petilasan, tempat leluhur beristirahat dan makan. Bahkan tempat ritual di Widodaren yang dilakukan ritual saban jumat legi. Gua widodaren merupakan tempat memuja yang disakralkan.

BACA JUGA:Aksi Perusakan Masjid di Magelang, Ini Kesaksian Takmir Masjid

Sedangkan setiap pertigaan suku Tengger membuat tetamping atau sesaji. Berupa makanan, jajanan dan lauk yang dibungkus daun.

Suku Tengger memiliki Dukun Pandihita yang memiliki peran dalam pelestarian sistem sosial budaya. Peran dukun Pandhita dalam upaya pelestarian budaya lokal suku Tengger khususnya desa Wonokitri, diimplementasikan melalui kebiasaan hidup dan ritual yang beracuan pada nilai luhur.

Dalam upaya pelestarian budaya lokal dukun Pandhita melakukan penanaman nilai dan pencegahan. Upaya pencegahan (preventif) tersebut adalah melalui Ritual Pujan Barian dukun membacakan Mantra Tolak Balak, Ngepras atau bersih desa.

Ritual Santi Aji dukun memberikan nasehat dan bimbingan pengetahuan tentang Banten atau Sajen.

BACA JUGA:Pemegang KIS BPJS Kesehatan Bisa Dapat Bansos Tahun 2023, Begini Cara Cek Status Kepesertaan

Selain itu bersama dengan Kepala desa dan tokoh agama sebagai pemantap tujuan dalam setiap kegiatan masyarakat.

Ritual Upacara Jumat Legi, dukun sebagai penghantar do’a pada leluhur, memberikan bimbingan untuk tetap bertanggung jawab dan mengingat leluhur.

Terbentuknya kelompok tani konservasi Edelweiss Hulun Hyang, dukun sebagai pemantap kegiatan, pembinaan setiap satu bulan atau dua bulan bagi masyarakat terkait pelestarian Edelweiss.

Peran dukun Pandhita dalam penghormatan pada bintang, tumbuhan dan Pelinggih adalah pembaca mantra-mantra Ritual Cokbakali untuk menentukan tempat yang tepat untuk membuat kandang, dan melalui Dharmawacana dukun Pandhita memberi pesan dengan mengacu pada Tri Hita Karana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: