Honda

Prakiraan Cuaca Sabtu 31 Desember 2022, Waspada Hujan Petir di Sejumlah Daerah Sumsel

Prakiraan Cuaca Sabtu 31 Desember 2022, Waspada Hujan Petir di Sejumlah Daerah Sumsel

Prakiraan Cuaca Senin 2 Januari 2023 di Sumatera Selatan-Ilustrasi Jawapos-Fajar.co.id

BACA JUGA:Bikin Bangga Indonesia! The Big 4 Film Paling Banyak di Tonton di Dunia

2. Jawa Barat

3. Jawa Tengah


4. Yogyakarta

5. Jawa Timur


BACA JUGA:Wisatawan Ramai Kunjungi Pagaralam, Omset Pedagang Melonjak

6. Bali

7. NTB


8. NTT

9. Sulawesi Selatan


BACA JUGA:Air Terjun Batu Beladung Spot Wisata Baru di Kabupaten Lahat, Ini Rute ke Lokasinya

10. Sulawesi Tenggara

11. Maluku

Wilayah yang berpotensi mengalami Hujan Sedang hingga Lebat di wilayah:

12. Aceh


BACA JUGA:Libur Natal dan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Air Terjun Temam Melonjak

13. Lampung

14. Sumatera Selatan


15. DKI Jakarta

16. Kalimantan Tengah


BACA JUGA:Menilik Pesona Wisata Alam Bukit Grenden, Tawarkan Spot Foto yang Menarik dan Instagramable

17. Kalimantan Selatan

18. Maluku Utara


19. Papua Barat

20. Papua

BACA JUGA: 5 Destinasi Wisata di Pangkalpinang yang Bisa Kamu Kunjungi Selama Liburan Akhir Tahun

Kepala BMKG, Dwikorita dalam keterangan resminya mengatakan peningkatan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.

Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Selain itu, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.

Kecepatan angin ini juga bisa meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

BACA JUGA:11 Destinasi Wisata Religi Terbaik di Palembang, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun

Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif.

Hal ini berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

"Dan yang keempat, terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial,” jelasnya.

Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.

BACA JUGA:7 Wisata Religi di Kabupaten Ogan Ilir, Nomor 5 Jarang Diketahui

Dia menambahkan, selain hujan lebat kompleksnya dinamika atmosfer berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 - 27 Desember 2022.

Adapun wilayah perairan Indonesia yang perlu diwaspadai adalah:

1. Kategori Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 meter:Terjadi di Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Nias, Perairan Kep. Mentawai, Perairan Barat Enggano Hingga Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatera.

Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa Hingga Ntb, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur Hingga Ntb, Perairan Anambas - Natuna, Perairan Subi - Serasan, Laut Jawa Bagian Tengah Dan Timur.

BACA JUGA:Destinasi Wisata yang Wajib Kamu Tau Kalo Kamu Liburan ke Turki

Laut Sulawesi Bagain Tengah Dan Timur, Perairan Utara Sulawesi, Perairan Kep. Sitaro Bagian Barat, Perairan Kep. Sangihe Dan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua Barat.

2. Kategori Tinggi Gelombang 4.0 - 6.0 meter: Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat dan Tengah.

Dengan adanya prakiraan cuaca tersebut, Dwikorita meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Menurutnya, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.

BACA JUGA:Menilik Pesona Jembatan Ampera, Jadi Pintu Gerbang Destinasi Sungai Musi dan Pulau Kemaro

"Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujarnya.

Pemerintah Daerah, kata Dwikorita, perlu lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Perlu juga digencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.

BACA JUGA:7 Sungai Terpanjang di Indonesia, Sungai Musi Ada Gak ya?

Sementara itu, lanjut Dwikorita, bagi penyedia transportasi penyeberangan dan masyarakat pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: