Honda

Aura Mistis Menyelimuti Arca Manusia Bopong Anak Gajah di Lahat, Cek Fakta Sebenarnya

Aura Mistis Menyelimuti Arca Manusia Bopong Anak Gajah di Lahat, Cek Fakta Sebenarnya

SITUS MEGALITIKUM : Tampak situs megalitikum yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Lahat, Sabtu 14 Januari 2023.-PANORAMATIC OF LAHAT FOR PALPRES.COM-

LAHAT, PALPRES.COM - Dari data Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Panoramic of LAHAT hingga tahun 2022, setidaknya ada 67 lokasi situs megalitik di Kabupaten LAHAT yang tersebar di beberapa kecamatan.

Diantaranya, Kecamatan Merapi Barat, Kota Lahat, Lahat Selatan, Gumay Ulu, Pagar Gunung, Mulak Ulu, Kota Agung, Tanjung Tebat.

Kemudian di Kecamatan Pajar Bulan, Suka Merindu, Jarai, Muara Payang dan Tanjung Sakti Pumi.

"Yang paling keren dalam arti ukurannya yang besar dan pahatannya yang bagus adalah arca manusia membopong anak gajah yang berlokasi di Situs Megalitik Tinggihari III Desa Simpur, Kecamatan Gumay Ulu," jelas Ketua Panoramic Of Lahat, Mario Andramatik, Sabtu 14 Januari 2023.

BACA JUGA:Harga BBM Hari Ini, Pertamax Turun Rp1.150, Pertalite Naik Rp2.350 per Liter, Cek Harga BBM Seluruh Indonesia

Nah, masih kata Mario, untuk situs yang memiliki jumlah paling banyak adalah Situs Megalitik Desa Pajar Bulan, Kecamatan Pajar Bulan, di desa ini ditemukan ada 390 tinggalan megalitik.

"Kaitan dengan aura mistik karena situs megalitik merupakan lokasi dimana masyarakat masa itu melakukan kegiatan yang menyangkut kepercayaan terhadap arwah leluhur, maka tentu tetap ada khususnya yang berada jauh dari perkampungan," sebutnya.

Ia menambahkan, Kabupaten Lahat harus bangga dan bersyukur saat ini masih dapat melihat peninggalan leluhur masa megalitik, yang jumlahnya sangat banyak dan bahkan sudah mendapatkan rekor MURI pada tahun 2012. Juga sudah ditulis oleh orang asing di buku yang diterbitkan di Australia.

"Bahwa salah satu contoh peninggalan masa megalitik terbaik di Indonesia yaitu yang berada di situs megalitik Tinggihari. 

BACA JUGA:Giliran UMKM Dapat Dana Bansos Hingga Rp3.000.000 dari Pemerintah, Begini Cara Daftarnya

Maka saat ini yang harus dan wajib kita lakukan adalah menjaga, melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan peninggalan megalitik tersebut untuk masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lahat," ulasnya.

Bahkan, sambung Mario, bila dikelola dengan baik, benar dan profesional akan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi kalau sudah bisa menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO tentu sangat besar keuntungan untuk Kabupaten Lahat. 

"Saat ini baru 5 yang menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO dari Indonesia yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Subak Bali dan Ombilin Sawahlunto. 

Insyaa Allah Situs Megalitik Lahat bisa menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO," bebernya. 

BACA JUGA:Kain Arca Buddha, Cikal Bakal Songket Palembang

Sementara itu, Camat Gumay Ulu, Tarmidi SSos MM menyebutkan, salah satu batu megalit misterius yang cukup di percaya masyarakat memiliki kekuatan mistis adalah batu Megalit yang terletak di Gumay Ulu, tepatnya Desa Tinggi Hari, di Halaman Kantor Camat Gumay ulu, yang sampai hari ini masih bisa dilihat.

"Memang benar jika mendengar dari tokoh masyarakat dan tokoh adat disini, cerita mengenai Pasukan Belanda yang tak bisa mengangkut batu ini, Namun Hal itu juga perlu di buktikan lagi secara ilmiah dan pengetahuan.

"Bisa jadi juga pada zaman dulu batu ini merupakan pahatan manusia dan, mungkin juga di pergunakan untuk persembahan," ucapnya.

Dirinya menerangkan, tetap mengingatkan kepada masyarakat terkhusus generasi muda, mari jaga sama-sama situs peninggalan ini, Karna ini merupakan warisan dan patut kita jaga dan lestarikan.

BACA JUGA:Museum Sumsel Konservasi Arca Orang Menunggang Kerbau

"Jangan dikotori apalagi dirusak, dan untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif di tempat ini," tegas Tarmidi.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Tinggi Hari, Idi cahyadi mengungkapkan, memang benar cerita dari orang terdahulu mengenai batu megalit ini, pernah juga ada arkeolog yang datang kesini dan berkata kalau ini merupakan pahatan dari manusia pada abad ke 5 sampai ke 10.

"Jika dilihat dan bisa dibuktikan kalau kawasan Tinggi Hari dan sekitarnya dulunya adalah pemukiman Jeme Baghi atau tempat tinggal orang orang zaman dulu sebelum ada dusun-dusun yang lain.

Jadi menurut arkeolog ini merupakan pahatan batu dari orang zaman dulu dan kita harus sama-sama menjaga serta melestarikan peninggalan ini, sebab kita patut bangga atas warisan ini," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: