Honda

Hedonic Life Style Mahasiswa Penerima KIP Kuliah

Hedonic Life Style Mahasiswa Penerima KIP Kuliah

kartu indonesia pintar-adelsyanst-Palpres.com

BACA JUGA:Mahasiswa UIN Raden Fatah Diduga Pelaku Kekerasan Disebut Penerima Beasiswa

Intinya jangan boros dan gunakan uang tersebut sebaik-baik mungkin untuk keperluan pendidikan saja. 

Kemudian, diusahakan mahasiswa tersebut jangan sampai lulus terlambat, belajarlah dengan giat dan tekun agar bisa lulus tepat waktu atau kalau bisa harus selesai 3,5 tahun dengan Ipk yang memuaskan.

Hedonnya Mahasiswa Penerima Beasiswa

Namun potretnya, kontras dengan keadaan dan fakta di lapangan fenomena yang kini marak terjadi adalah gaya hidup penerima beasiswa yang disalahgunakan oleh oknum konsumtif yang tidak memiliki jiwa kepekaan sosial. 

BACA JUGA:UIN Raden Fatah Bangun Kerjasama dengan 3 Instansi di Kepulauan Bangka Belitung

Bukan rahasia umum lagi, kalau dalam proses pendaftaran KIP Kuliah, calon penerima biasanya melakukan berbagai manipulasi data, mulai dari memanipulasi dokumen hingga bukti foto-foto rumah agar dikira memang berekonomi rendah.

Akibatnya masih ada siswa yang berasal dari keluarga mampu secara materi terdaftar sebagai penerima KIP serta masih ada juga siswa yang tergolong tidak mampu secara materi tidak terdaftar sebagai penerima dana KIP, hasilnya penerimaan dananya tidak tepat pada sasarannya. 

Padahal pemerintah mengeluarkan program ini adalah untuk siswa atau masyarakat yang berasal dari keluarga tidak mampu agar mendapat kesempatan pendidikan yang sama. 

Fungsi bantuan dana KIP adalah untuk membeli buku dan alat sekolah, pakaian, seragam dan alat perlengkapan sekolah, biaya transportasi ke sekolah, uang saku siswa, biaya kursus atau les tambahan dan keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di sekolah. 

BACA JUGA:Mahasiswa UIN Raden Fatah Belajar Budidaya Ternak Lele Mulai Persiapan Kolam Hingga Masa Budidaya

Masalah lain yang terjadi adalah sulitnya melakukan pengawasan. Hal ini dikarenakan mekanisme penyaluran dana yang langsung diterima di bank, yang mengelola orang tua siswa dan pihak sekolah hanya sebagai implementor kemudian sulit mencari tahu penggunaan dana tersebut digunakan dalam rangka apa. 

KIP kuliah kini menjadi bahan perbincangan dan menjadi viral di sosial media karena dianggap kurang akurat dan tidak selektif terkait kuota penerimaan bantuan tersebut. 

Sebab warganet menilai banyak para oknum yang menyalahgunakan bantuan KIP untuk kebutuhan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan. 

Seperti yang saya rasakan dari sudut pandang sebagai mahasiswa politik yang memiliki kepekaan terhadap sosial, bukannya saya iri dengan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: