Citraland
Honda

Wakapolda Sumsel Salat Dzuhur Berjamaah di Ramadan ke-26

Wakapolda Sumsel Salat Dzuhur Berjamaah di Ramadan ke-26

Wakapolda Sumsel Brigjen Pol M Zulkarnain SIK M Si bersama PJU dan personel Polda Sumsel di hari ke-26 ramadan 1444 H melaksanakan Salat Dzuhur berjamaah di Masjid Assaadah Mapolda Sumsel KM 4 Palembang.-Humas Polda Sumsel-

BACA JUGA:Gawat! Ada Perusahaan di PALI Tak Sanggup Bayar THR Karyawan

Imam Ibn Jarir at Thabary dan Syekh Ibnul Araby, sebagaimana dikutip al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany berpendapat menggapai Lailatul Qadar tidak harus merasakan dan menjumpai fenomena ajaib. 

Orang yang Qiyam Ramadan (salat tarawih) dan tidak merasakan sentuhan malaikat misalnya, tetap memperoleh anugerah Lailatul Qadar walaupun tidak sesempurna yang merasakannya.ujarnya

Selain itu, Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany (dalam Kitab Fathul Bary Syarah Shahih al-Bukhari menyebutkan perbedaan pendapat para ulama, tentang apakah Lailatul Qadar itu mempunyai tanda yang bisa dikenali atau tidak. 

Syekh Abil Fadl al-Ghumari dalam kitab Ghayatul Ihsan menyebutkan tanda-tanda orang yang menjumpai Lailatul Qadar tambahnya.

BACA JUGA:Hore! Pundi Pendapatan Muba akan Bertambah dari DBH Sawit

Ustadz Jaka menyampaikan yang menemukan Lailatul Qadar ialah seorang yang dalam keadaan bersujud. 

Tampak pancaran cahaya dari setiap sudut hingga pada tempat yang gelap.

Terdengar ada salam atau panggilan dari malaikat.

Doa-doa yang terkabulkan.

BACA JUGA:Arab Saudi: Tidak Wajib Salat Jumat Apabila Melaksanakan Salat Ied

Syekh Fakhruddin ar-Razy seorang ulama pakar tafsir menyebutkan tanda Malaikat Jibril menyalami kalangan yang taat, (ditandai dengan merasakan) kulit merinding, hati menjadi lembut, dan air mata menetes.

Imam Ibn Jarir At-Thabary menyatakan keseluruhan tanda itu bukan sesuatu yang pasti terjadi. 

Untuk disebut menggapai Lailatul Qadar tidak dipersyaratkan harus melihat dan mendengar sesuatu. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: humas polda sumsel