Honda

Diampuni Putin, Wagner Group Resmi Akhiri Pemberontakan

 Diampuni Putin, Wagner Group Resmi Akhiri Pemberontakan

Ilustrasi Tentara Bayaran Wagner Group--asiatimes.com

MOSKOW, PALPRES.COM -  Perang saudara hampir saja pecah di Rusia.

Dimana kelompok tentara bayaran Wagner Group sempat bersitegang dengan militer Rusia,  karena merasa bahwa mereka sudah d khianati oleh pimpinan militer Rusia. 

Sudah ada pertanyaan resmi dari pimpinan tertinggi dari Wagner Group, Yevgeny Prigozhin bahwa di kan mengerahkan 25.000 pasukan untuk mengepung kota Moskow pada Sabtu waktu setempat. 

Namun dalam waktu 16 jam, ketegangan akhirnya mereda.

BACA JUGA:Bansos BPNT Tahap 3 Rp400.000 Dihapus untuk KKS Lama? Cek Faktanya

Setelah Prigozhin selaku pimpinan dari Wagner Group melakukan kesepakatan bersama Petinggi Militer Rusia, untuk menarik mundur semua pasukannya di sekitaran Moskow. 

Ini merupakan tantangan yang amat berat yang di alami Vladimir Putin selama 2 dekade jabatannya.

Pemberontakan yang singkat ini menjadi catatan merah dalam perang Ukraina dan Rusia, selama 16 bulan terakhir. 

Dalam kesepakatan itu pasukan Wagner Group akan diampuni oleh pihak militer Rusia atas segala kesalahan mereka, dan pimpinan mereka Yevgeny Prigozhin akan pergi ke Belarus untuk mengurusi Wagner Group dari sana. 

BACA JUGA:BERKAH IDUL ADHA! 8 Bansos Cair Sekaligus Sebelum Idul Adha 2023, Ini Daftarnya

Kementerian Pertahanan Rusia, menyampaikan bahwa mereka menuntut bagi para pejuang untuk tidak terganggu atas apa yang terjadi di Moskow. 

"Presiden Putin telah menyampaikan bahwa ia telah memberikan kebebasan kepada Wagner Group, demi menghindari pertumpahan darah,  dari kedua belah pihak, " kata Peskov dikutip dari AP, Minggu 25 Juni 2023.  

Ketegangan ini dimulai pada Jumat, 23 Juni 2023, dimana Rusia merudal posisi Wagner Group tepat di belakang kampus pasukan.

Namun dari Kementerian Pertahanan Rusia membantah segala tuduhan yang disematkan oleh Wagner Group, dan  mengatakan itu hanya provokasi.

BACA JUGA:HEBOH! Sumur Warga Betung Selatan PALI Berisi Pertalite, Petugas Pasang Police Line

Akhirnya dari segala drama pemberontakan, Prigozin Telah mensetujui menghentikan segala mobilisasi pasukan masuk ke Moskow.

Diketahui, selama Perang Ukraina dan Rusia, pihak Rusia sangat bergantung dengan salah satu tentara bayaran bernama Wagner Group dari awal perang meletus. 

Namun kabar terbaru Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin, telah mendeklarasikan pemberontakan kepada militer Rusia, yang menjadi awal dari kehancuran Vladimir Putin. 

Hal ini diperkasai saat Prigozhin menilai militer Rusia melakukan serangan rudal brutal ke posisi pasukannya di Ukraina, yang membuat banyak pasukannya banyak tewas.

BACA JUGA:Surga Baru yang Tersembunyi di Tanggamus, Danau Hijau Ulu Belu, Warna Air Kerap Berubah-ubah! Buktiin saja?

Dalam keterangan resminya, Prigozhin menyebutkan militer Rusia dengan sebutan jahat,  dan mengecam kementerian pertahanan Rusia tidak konsisten. 

"Mereka harus di hukum, Kementerian Pertahanan sepertinya menganggap kami seperti musuh, " dikutip AFP,  Sabtu 24 Juni 2023.

Saat ini Prigozhin Juga menjatuhkan tuduhan yang sangat serius terhadap Rusia,  yakni sebuah penghianatan yang sangat besar. 

"Menteri Pertahanan menipu kita semua, mereka menipu Presiden,  agresi militer ini hanya ditumpuhkan ke kami, dan mereka hanya diam, " tuturnya.

BACA JUGA:WOW! Manjakan Mata hingga Buat Pikiran Tenang, 3 Pantai Ini Wajib Dikunjungi Pas Libur Sekolah, Ini Lokasinya

Prigozhin menjelaskan, bahwa ia tidak berusaha melakukan kudeta, namun Dnas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengklaim pemberontakan bersenjata

"Kami sudah menyerukan, untuk tidak melakukan tindakan yang agresif terhadap setiap anggota kami, dan tidak melakukan kriminal ataupun penghianatan, " kata Prigozhin. 

Di sisi lain Petinggi Rusia menyangkal telah menyerang Wegner Group, dan mengatakan Prigozhin menggarang cerita penyerangan. 

Pemerintah pusat telah menyadari terjadi perpecahan di kubu Rusia,  dan telah melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan lebih ditingkatkan lagi. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: