Sejarah Islam! Mengenal Sosok Pemakan Jantung, Hindun binti Utbah yang Dianggap Tak Akan Bertaubat

BACA JUGA:Hassan bin Tsabit, Sahabat Nabi Yang Tak Pandai Berkelahi Tapi Syairnya Mampu Ciutkan Nyali

Suatu hari, saat itu Kota Mekkah akan dibebaskan yang membuat para wanita Quraisy berbondong-bondong mendatangi Rasul.

Mereka menyatakan ingin memeluk Islam dan ingin setia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ternyata, di kerumunan wanita-wanita tersebut, Rasulullah didatangkan seseorang yang mengenakan cadar.

Lalu, ketika telah sampai di hadapan Baginda, wanita itu membuka cadarnya sembari berkata, ‘Wahai Rasul, aku Hindun binti Utbah...’

BACA JUGA:CERITA SAHABAT NABI! Kisah Lucu Nuaiman Beri Hadiah Madu Kepada Rasulullah SAW

Meskipun masih diselimuti keterkejutan, Rasulullah saw. tetap menyambut ucapan wanita itu dengan respon yang bijaksana, ‘marhaban biki’ (selamat datang).

Tak bisa dipungkiri, Rasulullah pun sangat mengingat berbagai sikap Hindun, tetapi dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw. adalah manusia luarbiasa yang dilimpahkan begitu banyak kelapangan hati menerima semua yang sudah berlalu.

Pembebasan Mekkah hari itu digelari dengan nama ‘Yaumul Marhamah’ yang berarti hari kasih dan sayang. Maka, dengan itu, Rasulullah dapat memaafkan semua kesalahan Hindun dan menerima baiatnya.

Ada satu kalimat Hindun yang sangat legendaris setelah dirinya memilih masuk Islam. Kalimat itu datang dari luvuk hatinya yang begitu dalam.

BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Ini Jarang Diketahui, Ada Shahabiyah yang Memiliki Sifat Jujur dan Amanah

Perkataannya tersebut ia lontarkan kepada Baginda Nabi saw., ‘Sungguh wahai Rasul saw., dulu tidak ada yang paling kusuka melebihi ketika aku melihat engkat dan keluargamu dihina.

Namun, hari ini, tidak ada yang paling kusuka melebihi saat-saat aku melihat engkau beserta keluargamu dimuliakan.’ (Ath Thabaqat Al Kubra)

Sepulangnya Hindun menghadap Rasulullah saw., Hindun langsung buru-buru menuju rumahnya.

Dia menghancurkan seluruh patung-patung maupun berhala koleksinya seraya berkata dengan lantang, ‘Dulu kami tertipu oleh kalian! Dulu kami tertipu!’

Sumber: