Honda

KISAH SAHABAT NABI: Ummu Ammarah Nusaibah, Wanita Mujahid yang Menjadi Perisai Rasulullah

KISAH SAHABAT NABI: Ummu Ammarah Nusaibah, Wanita Mujahid yang Menjadi Perisai Rasulullah

Ilustrasi -surau.c-

JAKARTA, PALPRES.COM - Ummu Ammarah Nusaibah binti Ka’ab merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. 

Dia adalah perempuan yang luar biasa,  karena meski dia perempuan  dia berada garda terdepan dalam membela Rasulullah SAW

Nusaibah merupakan salah satu wanita Madinah yang paling awal masuk Islam. 

Ia mempunyai keikhlasan, keberanian dan ketabahan dalam membela agamanya. 

BACA JUGA: Alhamdulilah! Ada BLT Rp200.000 Bagi Pemilik BPJS, Cair Pekan Depan

Ia menunjukkan kesabarannya ketika anaknya, Habib bin Zaid meninggal dunia. 

Seperti dikutip  www.atsar.id, tidak hanya  Nusaibah, suaminya Zaid bin Ashim, kedua putranya Hubaib dan Abdullah yang memeluk Islam saat Baiat Aqabah, turut berperang, terutama pada Perang Uhud. 

Ketika perang baru berkecamuk, ida masuk dalam barisan yang mengobati  dan memberi air minum bagi setiap anggota pasukan yang mengalami luka. 

Akan tetapi di kala kaum muslimin terdesak, ia bersama suami dan anak-anaknya maju ke medan pertempuran guna melindungi Nabi Muhammad SAW

BACA JUGA:5 Kota Terbaik Buat Main Game ML Hingga DOTA, 2 Kota Berasal dari Sumatera, Palembang Masuk Gak?

Menjadi tameng Rasulullah SAW harus dibayar mahal.

Dia mengalami luka di 10 tempat pada tubuhnya, karena lemparan panah atau tebasan pedang.

Salah satu luka yang terdalam dan terparah adalah tikaman Ibnu Qamiah, seorang pasukan berkuda dari kaum musyrikin yang hendak menyerang Nabi Muhammad SAW. 

Nusaibah juga mendapat tikaman tersebut pada bagian pundak beliau.

BACA JUGA:Performa Tinggi Motor Juara CBR250RR Jajal Sirkuit Mandalika

Pada kejadian itu, Rasulullah SAW mendoakan mereka yang terluka, agar menjadi teman-teman dekatnya di surga kelak. 

Tidak hanya sebaga perisai Rasulullah SAW pada perang Uhud, Nusaibah juga melindungi Rasulullah SAW dalam perang Hunain. 

Saat itu, kaum musyrikin bisa memukul mundur pasukan muslim.

Tinggal tersisa Rasulullah SAW bersama beberapa pasukan yang terus bertahan di sekeliling beliau. 

BACA JUGA:Yamaha SMax 160 Dek Rata Siap Jadi Primadona Baru, Vario dan PCX Ketar Ketir

Satu diantaranya tetap bertahan pada serangan yang bertubi-tubi tersebut adalah Nusaibah. 

Setelah perang tersebut, Rasulullah SAW berpulang karena sakit. 

Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, ternyata muncul gerakan pemurtadan pada sebagian kabilah Arab.

Mereka menganggap dengan meninggalnya Rasulullah SAW berarti selesailah urusan Islam, dan mereka pun kembali murtad. 

BACA JUGA:Pinjaman di Aplikasi PinjamDuit Miliki Bunga Rendah, Pinjol Resmi OJK, Begini Hitungannya!

Kemudian di bawah bendera Khalifah Abu Bakar, terjadilah peperangan melawan orang-orang yang murtad tersebut.

Nusaibah tak tinggal diam. 

Dia minta izin kepada Khalifah Abu Bakar untuk turut bergabung dengan kaum muslimin di bawah komando Khalid bin Walid dalam memerangi Bani Tamim dan Bani Hanifah, dua kabilah yang murtad dari Islam saat itu.

Saat terjadinya pertempuran tersebut, umur Nusaibah sudah tua, yakni 60 tahun lebih. 

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, Live RCTI!

Meski sudah berumur semangatnya untuk berperang tidak pernah surut.

Ia malah bersumpah untuk tidak meletakkan pedangnya, hingga terbunuhnya Dajjal dari Hanifah yakni Musailamah.

Saat perang melawan Bani Hanifah dalam perang Yamamah, tangan Nusaibah terpotong saat hendak menuju Musailamah yang ada di dalam kebun. 

Khalid bin Walid pun mengirim dokter untuk mengobatinya.

BACA JUGA:Resep Laksa Singapura Kuah Lezat dan Gurih, Lengkap dengan Ayam Kampung dan Tahu Pong

Selain sebagai wanita mujahidah, tercatat dari beliau beberapa hadis yang beliau riwayatkan. 

Di antara murid beliau adalah Anas bin Malik, Muhammad bin Sirin, dan Hafshah binti Sirin.  

Nusaibah meninggal setahun setelah pertempuran Yamamah, karena luka-luka yang dideritanya. 

Di awal masa kekhalifahan Umar bin Al Khaththab radhiyallahu anhu di tahun ke tiga belas hijriyyah. 

BACA JUGA:Berdiri Sejak Tahun 1960, Inilah Universitas Terbaik di Sumatera Selatan

Beliau dimakamkan di perkuburan Baqi'. 

Kisah Nusaibah membuka mata hati kita bahwa apapun kondisi kita, baik lelaki dan perempuan, punya kedudukan yang sama dan punya peran yang sama dalam membela agama Islam. 

Allah SWT pasti akan memberikan ganjaran pahala bahkan surga, jika kita tetap berjihad di jalan Allah SWT. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: