RDPS
Honda

Collaborative Governance dalam Implementasi Nilai-nilai Toleransi Menjelang Tahun Politik 2024

Collaborative Governance dalam Implementasi Nilai-nilai Toleransi Menjelang Tahun Politik 2024

Ilustrasi --Freepik

Sifat-sifat ini menjadi budaya dan ciri khas masyarakat Indonesia dimana nilai-nilai harus terus diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. 

Keragaman yang dimiliki bangsa ini tidak salah dengan bukti  yang dimilikinya yakni  17.395 pulau, 275 juta penduduk, 1.340 suku bangsa, 655 bahasa daerah (Tiara, 2023).  

Dasar konstitusional UUD 1945 dan dasar ideologi Pancasila, internalisasi dan implementasi Bhinneka Tunggal Ika beserta nilai-nilainya memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika adalah merupakan nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal dan bersumber dari budaya bangsa Indonesia berupa nilai-nilai luhur yang terangkum dalam Pancasila. 

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam sesanti Bhinneka tunggal Ika adalah nilai toleransi, nilai gotong royong, dan nilai keharmonisan. 

Toleransi diperlukan pada kehidupan karena luas dan besarnya keberagaman yang ada di Indonesia. 

Gotong royong merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat dengan saling membantu, bekerja sama untuk menemukan solusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Toleransi dan gotong royong perlu dibangun dan dibina pada setiap individu dan masyarakat agar keharmonisan dalam lingkup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat terwujud.

Akhir-akhir ini, diketahui terdapat sejumlah potensi ancaman menjelang tahun  politik 2024. 

Hal ini mengingatkan kita juga saat Pilpres tahun  2014, tahun 2019 yakni : Intoleransi, konfilk dan gesekan antar pendukung calon, pendukung partai, intoleransi beragama, aksi kelompok-kelompok seperti mahasiswa, buruh, atau kelompok lainnya, di samping itu masih rendahnya literasi digital dengan banyaknya pemberitaan hoaxs. 

Pada aspek lain mengenai Politik identitas masih menjadi isu baru di Indonesia. 

Walaupun pada dasarnya aspek-aspek tersebut telah ada sejak lama, efek yang ditinggalkan baru dirasakan belum lama ini. 

Apalagi ketika bentuk politik identitas digunakan sebagai ajang mencari massa oleh para pemangku kepentingan. 

Dalam hal ini, para elite politik menggunakan kesamaan suku, agama, ras dan etnik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. 

Makalah ini ditulis untuk membahas Collaborative Governance Dalam Implementasi  Nilai-Nilai Toleransi Menjelang Tahun Politik 2024 Sebagai Wujud Aksi Bela negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: