Honda

Puasa Bukan Sekedar Menahan Lapar dan Haus, Ini yang Harus Kita Lakukan di Bulan Ramadan

Puasa Bukan Sekedar Menahan Lapar dan Haus, Ini yang Harus Kita Lakukan di Bulan Ramadan

Puasa Bukan Sekedar Menahan Lapar dan Haus, Ini yang Harus Kita Lakukan-Kolase-

PALPRES.COM – Ternyata puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus.

Tapi lebih dari itu, karena ada hal yang harus kita lakukan ketika menunaikan Ibadah Puasa Ramadan.

Ketika kita puasa di bulan Ramadan, kita akan merasa lapar dan haus. 

Namun ketika kita orang yang mendapatkan kelebihan rezeki dari Allah SWT, maka kita akan mudahnya berbuka puasa atau membatalkan puasa di waktu Maghrib dengan makanan dan minuman yang telah tersedia. 

BACA JUGA:6 Cara Sahur Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW, Termasuk Makan di Akhir Waktu!

BACA JUGA:Bisakah Sholat Lagi Setelah Tarawih dan Witir? Ini Penjelasan Ustaz Firanda Andirja

Mendiang KH Zainuddin MZ melalui chanel YouTubenya, beliau pernah mengatakan, puasa bukan sekedar menggugurkan kewajiban untuk menahan lapar dan haus serta hawa nafsu.

Karena, puasa orang yang berkecukupan berbeda dengan orang yang dalam serba kekurangan atau kaum fakir miskin.

Karena tidak ada makanan yang bisa dimakan untuk membatalkan puasa, akhir mereka memperpanjang puasanya. 

Tiap hari mereka merasakan hal itu, tanpa tahu kapan hidup akan berubah. 

BACA JUGA:Menjadi Tuan Rumah Kegiatan Safari Ramadan 1445 H, Kakanwil BI Sumsel Sampaikan Program Kerja Dibulan Puasa

BACA JUGA:Catat! 6 Tips Khatam Al-Qur'an Selama Ramadan, Raih Keberkahan di Bulan yang Suci

Orang-orang yang punya kelebihan harta, mestinya melihat penderitaan orang-orang seperti itu, yang dengan mudahnya kita lihat di bawah kolong jembatan dan tidur dipinggiran toko. 

Dengan melihat kondisi mereka, maka dari situ timbul kepekaan kita membangun kepedulian dan menciptakan kebersamaan. 

Itulah yang harus kita lakukan saat berpuasa, dan bukan sekedar mengugurkan kewajiban menahan hawa nafsu.

Sebagaiman sebuah peribahasa mengatakan “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. 

BACA JUGA:Bagaimana Cara Puasa di Negara Tanpa Matahari Terbenam, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

BACA JUGA:Ikut Puasa Ramadhan Tapi Tidak Sholat Wajib, Bagaimana Hukumnya? Yuk Simak Kata Ustadz Adi Hidayat

Duduk kita sama rendah, berdiri kita sama tegak”.  

Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW mengatakan, ada golongan yang dicintai Allah SWT, yakni orang yang permurah, orang yang ringan tangan, yang sudah memberikan bantuan kepada orang-orang yang memerlukannya. 

Mereka dicintai Allah SWT, tapi Allah SWT lebih mencintai kepada orang miskin yang pemurah 

Jadi kalau orang kaya sedekah misalnya 5 ribu rupiah dan orang miskin sedekah 5 ribu rupiah. 

BACA JUGA:Ramadan disebut Sayidus Syuhur atau Raja Penghulu, Apa Sebabnya? Ini Penjelasan KH Zainuddin MZ

BACA JUGA:Amalan Doa Hari Ketujuh Ramadan, Minta Dijauhkan dari Perbuatan Dosa

Sama-sama 5 ribu rupiah, namun lebih besar pahala si miskin, karena buat si kaya, apalah artinya uang 5 ribu rupiah. 

Sementara bagi si miskin, ia harus peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan uang, namun ia berani menyisihkan uangnya yang didapat untuk orang lain. 

Disamping itu, orang masih terjebak pada ritunitas semata dan mereka menjalankan puasa hanya untuk menggugurkan kewajiban, sehingga dampaknya tidak membias pribadi. 

Sehingga ibadah rajin tapi maksiat jalan terus. 

BACA JUGA:Segera Pasang Alarm Sahurmu! Waktu Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-07 Ramadan 1445 H Kota Palembang

BACA JUGA:Setan Dibelenggu saat Ramadan, Tapi Kenapa Masih Ada Orang Berbuat Maksiat?

Sedekah mau, tapi mencuri uangnya lebih besar. 

Hal ini berarti ibadah yang ia lakukan tidak membentuk kepribadian.

Bukan salah di ibadahnya, akan tetapi ia tidak melaksanakan ibadah dengan seutuhnya. 

Ustaz Zainuddin MZ mencontohkan umroh yang jadi mode, hanya ingin ikutan-ikutan tren saja.

BACA JUGA:Seberapa Berkhasiat Air Zamzam Untuk Tubuh Selama Berpuasa, Cek Disini Penjelasannya!

BACA JUGA:Bagaimana Hukum Ibu Hamil Berpuasa? Simak Dulu Penjelasan Lengkap Ustadz Abdul Somad

Bahkan akad nikah di depan Masjidil Haram, namun pernikihannya tidak langgeng,  

Tindakan seperti ini membuat imej yang tidak baik terhadapp nilai-nilai agam kita. 

Mengenai berbagi kepada sesama ini ada sebuah riwayat dari Nabi Muhammad SAW. 

Usai sholat di Masjidl Rasulullah SAW langsung pulang ke rumah, tidak wirid dan tidak zikir. 

BACA JUGA:5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Al-Qur'an Selama Ramadan, Yuk Terapkan!

BACA JUGA:Ini 6 Amalan Bulan Ramadan yang Utama, Jangan Sampai Dilewatkan Ya

Para sahabat Nabi heran. 

Lalu tidak lama kemudian Rasulullah SAW datang lagi ke masjid, lalu sahabat bertanya,” Mengapa tadi tidak zikir dan berdo’a ya Rasulullah? 

Rasulullah menjawab bahwa tadi setelah sholat, ia ingat ada duit 2 dirham yang belum ia sedekahkan, sekarang tidak ada apa-apa dirumahnya.

Rasulullah SAW pun merasa tenang. 

BACA JUGA:Menabung Vs Sedekah, Manakah yang Lebih Utama?

BACA JUGA:Inilah Orang yang Paling Berhak Menerima Sedekah, Jangan Beri Ke Pengemis!

Kemudian ia melanjutkan wiridnya. 

Bila Nabi Muhammad SAW tidak punya apa-apa tenang, maka berbeda dengan kita, melihat uang sudah menipis membuat kita stres. 

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menjadi contoh bagi kita, untuk selalu peduli pada sesama tanpa harus khawatir sedekah yang kita berikan akan mengurangi uang kita. 

Karena Allah SWT akan melipatgandakan rezeki Nya untuk kita, dengan nilai yang lebih besar dari sedekah yang kita berikan kepada orang lain. 

BACA JUGA:3 Hal yang Harus Dijaga saat Puasa Ramadan, Apa Saja? Ini Kata Aa Gym

BACA JUGA:Puasa Ramadan Tapi Meninggalkan Sholat, Apa Hukumnya? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Jadi jangan berhenti peduli pada sesama, karena tindakan yang kita lakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT kepada kita. 

 

Dapatkan update konten terkini dan terbaru setiap hari di Palpres.com. Ayo Gabung di Channel WhatsApp dengan cara klik link ini "Channel WA palpres.com". 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: