Puskass Pelajari Akar Konflik antara Gajah dan Manusia di OKI, Ini Hasilnya
Tim Puskass saat turun langsung ke daerah Air Sugihan, OKI, guna mengkaji akar konflik antara gajah dan manusia di daerah tersebut.-Dudi Oskandar-
Kemudian, menurut dia, dilanjutkan dengan studi langsung ke lapangan.
Kemudian, melakukan wawancara dengan ahli dan masyarakat awam tentang gajah.
“Kita akan dokumenkan dan narasikan tentang kehidupan gajah, baik secara lintasan waktu di masa lampau maupun masa kini.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Timnas Indonesia Lolos ke Prancis, Segrup Dengan Italia dan Jepang
BACA JUGA:Resmikan Gedung Baru Kejari PALI dan Muara Enim, Jaksa Agung RI Ingatkan Hal Ini
Termasuk penanganan gajah dari waktu ke waktu, khususnya gajah Palembang (Sumsel), ” kata Dedi Irwanto
Muaranya, menurut Dedi, nanti aka nada buku pengetahuan tentang gajah Palembang.
Karena, lanjut dia, keberadaan buku tentang gajah terbilang masih langka, khususnya dalam khazana literasi di Sumsel.
Sehingga pengetahuan orang tentang gajah di Sumsel, menurut Dedi, dirasakan mulai menurun.
BACA JUGA:Sudah Injak Pedal Gas Tapi Mobil Kok Gak Mau Jalan, Mengapa?
BACA JUGA:7 Cara Mengatasi Sakit Kepala saat Haid dan Penyebabnya, Mudah Dilakukan di Rumah
Sedangkan salah satu anggota Tim Puskass yang lain, Kemas A. Panji yang juga seorang sejarawan, berharap buku yang akan dihasilkan nanti dapat mengembalikan citra Sumsel sebagai tempat utama gajah di Pulau Sumatera.
Karena selama ini, kata Kemas A. Panji, Lampung lah yang dikenal luas sebagai daerah gajah.
Padahal, gajah di Lampung sebagian besar berasal dari Sumsel, terutama Air Sugihan sekitarnya.
“Gajah itu digiring ke Lampung pada waktu Operasi Ghanesa dahulu,” tukas,” tukas Kemas A. Panji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: