Kementerian PUPR dan BMKG Modifikasi Cuaca, Dampak Daya Tampung 43 Bendungan di Pulau Jawa Turun
Kementerian PUPR dan Modifikasi Cuaca untuk Isi 43 Bendungan di Pulau Jawa-BPBD Kota Malang-
JAKARTA, PAPRES.COM – Kementerian PUPR dan BMKG Modifikasi Cuaca.
Modifikasi cuaca tersebut sebagai dampak dari daya tampung 43 Bendungan di Pulau Jawa Turun
Puluhan bendungan itu mengalami penurunan daya tampung akibat pengaruh El Nino.
Pengisian 43 bendungan di Pulau Jawa itu, dilakukan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
BACA JUGA:The First Slam Dunk Masuk Daftar Judul Anime Kelas Dunia yang Tayang di Disney+ Hotstar
Modifikasi cuaca ini dilakukan oleh Kementerian PUPR, bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU.
Demikian dikutip dari laman website resmi Kementerian PUPR, pu.go.id.
Dalam website tersebut, dijelaskan bahwa Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca dibagi dalam 3 Posko.
Posko 2 di Bandung, yang akan mengupayakan pengisian untuk 8 bendungan.
BACA JUGA:Rangkaian HUT Bhayangkara ke-78, Polres Muba Bedah Rumah Warga Sekayu
BACA JUGA:Unik, Ternyata Begini Ini Cara Ikan Belida Khas Sungai Musi Bereproduksi
Lalu, Posko 3 di Solo untuk pengisian 23 bendungan.
Terakhir Posko 4 di Malang, untuk 12 bendungan.
Modifikasi cuaca telah dilaksanakan sejak 01-05 Juni 2024.
Hasilnya, hujan turun di sekitar 22 Bendungan, dari target 43 Bendungan di Pulau Jawa yang akan diisi.
BACA JUGA:Dukung Kegiatan Rumah Pintar Bende Seguguk, Ini Langkah Pj Ketua TP PKK OKI
BACA JUGA:Beri Pembinaan Bagi Lansia dan Penyandang Disabilitas, Lapas Sekayu Kerjasama dengan Dinsos Muba
Bendungan tersebut diantaranya, Jatiluhur, Kedung Ombo, Wadaslintang, Logung, Gembong, Sanggeh, Cipancuh, Bolang, Banyukuwung, Panohan, Grawang, Randugunting.
Lalu, Gunung Rowo, Gondang Lamongan, Prijetan, Telaga Ngebel, Rancabereum, Malahayu, Lodan, Cacaban, Wonorejo dan Pacal.
Modifikasi cuaca dilakukan dengan 1-3 penerbangan per hari.
Gunakan 800 kg garam food grade dalam setiap penyemaian.
BACA JUGA:Pelatih Filipina Mengaku Dapat Teror Pembunuhan dari Fans Timnas Indonesia Jelang Laga Penentuan
BACA JUGA:TUTUP BUKU! Tewasnya Karyawan PT OKI Pulp and Paper Mills Murni Kecelakaan Kerja
Alasan penggunaan garam food grade, karena tidak akan mencemari lingkungan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagaimana dikutip dari laman pu.go.id, menjelaskan bahwa tujuan Modifikasi Cuaca bukan hanya untuk mengisi bendungan di Pulau Jawa yang mengalami penurunan daya tampung akibat El Nino.
Tapi juga untuk mencegah risiko hujan atau banjir yang terjadi di berbagai tempat, karena bisa memonitor berapa kubik air yang didapat.
Dipaparkan Menteri Basuki, El Nino saat ini mendatangkan dampak pada sejumlah bandungan di Pulau Jawa.
BACA JUGA:Lowongan Kerja Terbaru PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP) Untuk Lulusan D1 D3 S1
“Volume tampungan bendungan di Pulau Jawa berkurang sekitar 19 persen, yaitu 981,5 juta meter kubik air,” ungkap Menteri Basuki.
Dengan terjadinya penurunan volume air, lanjut Menteri Basuki, dikhawatirkan akan berpengaruh pada pasokan air untuk irigasi dan mengurangi luas lahan yang dapat diairi pada musim tanam.
Menteri Basuki berharap, Modifikasi Cuaca dapat mengurangi defisit volume tampungan.
Selain juga memastikan ketersediaan air selama Masa Tanam II, sehingga petani tetap bisa panen dan rencana layanan irigasi untuk Masa Tanam III dapat ditingkatkan.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Sakit Flu dan Batuk Jelang Timnas Indonesia Lawan Filipina
BACA JUGA:Urus E-Paspor Kini Bisa di Kantor Imigrasi Indonesia, Sehari Langsung Jadi, Segini Biayanya
Sementara Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Adek Rizaldi, menambahkan, Teknologi Modifikasi Cuaca merupala upaya pihaknya dalam rangka mitigasi dampak musim kemarau sebagai bagianpengelolaan sumber daya air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: